DJP Akui Gap Pajak Melebar Gara-gara Insentif untuk UMKM

3 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mengakui celah pajak (tax gap) melebar akibat insentif bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak, Yon Arsal, menjelaskan fasilitas tersebut memang sengaja diberikan agar pelaku usaha kecil dapat berkembang.

“Setelah omzet lebih dari Rp500 juta tapi masih di bawah Rp4,8 miliar, tarif pajaknya hanya 0,5 persen. Jadi kalau ditanya kenapa tax gap besar di area ini, memang karena fasilitas itu,” kata Yon dalam Seminar Nasional Seri 5 bertema Meningkatkan Rasio Perpajakan di Tengah Tekanan Ekonomi: Strategi & Solusi, Selasa (26/8/2025).

Ia menambahkan, omzet UMKM di bawah Rp500 juta per tahun sepenuhnya bebas pajak. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional mencapai 60 persen PDB, di mana sekitar 40 persen di antaranya berasal dari usaha mikro yang tidak dipungut pajak.

“Bukan karena tidak ada pengawasan, tetapi memang sebagai fasilitas yang diberikan pemerintah kepada UMKM,” ujarnya.

Yon menyebut lebih dari 40 persen belanja perpajakan (tax expenditure) dinikmati UMKM dan masyarakat kecil. Kebijakan serupa juga berlaku pada sektor kesehatan dan pendidikan yang dikecualikan dari PPN sebagai bentuk investasi sumber daya manusia (SDM).

Ekonom INDEF, Aviliani, menilai fasilitas ini rawan disalahgunakan. “Ini perlu ditinjau kembali karena berisiko dimanfaatkan dengan memecah perusahaan agar tetap masuk kategori UMKM,” katanya.

Ia juga menekankan penerapan sistem Coretax sebaiknya tidak terburu-buru agar tidak mengganggu sektor usaha. Aviliani menambahkan basis pajak Indonesia masih sempit sehingga rasio pajak rendah.

“Pemerintah masih terbiasa berburu di kebun binatang, bukan di hutan,” ujarnya.

OECD mencatat rasio pajak Indonesia berada di peringkat 32 dari 37 negara, di bawah rata-rata Asia Pasifik dan Afrika.

Sementara itu, Founder DDTC, Darussalam menyoroti pentingnya komunikasi kebijakan. Menurutnya, resistensi publik bisa muncul jika narasi pencabutan fasilitas tidak disampaikan dengan benar.

“Kalau narasinya tidak tepat, saat fasilitas dicabut akan muncul resistensi. Jadi seolah-olah ada pajak baru, padahal hanya koreksi kebijakan lama,” ujarnya.

Ia juga menilai ada empat masalah fundamental perpajakan Indonesia, yakni partisipasi publik rendah, edukasi belum inklusif, narasi kebijakan minim, dan pengelolaan data yang masih lemah. Ia mengingatkan struktur penerimaan pajak nasional masih timpang karena terlalu bergantung pada PPh badan, sementara kontribusi PPh orang pribadi jauh lebih kecil dibanding negara OECD.

Read Entire Article