Lampung Geh, Bandar Lampung - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Lampung mulai menghidupkan kembali wisata Krakatau berbasis masyarakat.
Hal itu ditandai dengan pelepasan rombongan familiarization trip (fam trip) ke Pulau Sebesi dan kawasan Gunung Anak Krakatau, Rabu (3/9).
Kegiatan yang berlangsung hingga Kamis (4/9) ini diikuti oleh awak media, influencer, mahasiswa, serta Duta Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung.
Kepala Disparekraf Provinsi Lampung, Bobby Irawan menegaskan, agenda tersebut merupakan bagian dari rangkaian Krakatau Festival (K-Fest) 2025, sekaligus langkah memperkenalkan model wisata kolaboratif bersama operator lokal
“Pemerintah kini berperan sebagai regulator, promotor, dan pengawas. Sementara operasional wisata dijalankan oleh travel agent atau operator masyarakat. Kami ingin wisata Krakatau berjalan lebih profesional, memberi nilai ekonomi bagi masyarakat, dan bisa dinikmati wisatawan sepanjang tahun,” kata Bobby.
Menurutnya, Disparekraf hanya memfasilitasi peserta fam trip dari kalangan media dan penggiat konten sebagai strategi promosi.
“Kami ingin teman-teman media dan influencer mengekspos aktivitas di sana, fasilitas yang tersedia, dan konten menarik lainnya agar paket wisata yang dikelola masyarakat semakin hidup,” ujarnya.
Bobby juga mengungkapkan, pelaksanaan fam trip tahun ini dilakukan secara lebih efisien. Jumlah peserta dibatasi dan perjalanan menggunakan kapal kecil yang langsung dikelola operator setempat.
“Pernah tahun sebelumnya 2023 kami menggunakan kapal feri, tapi biayanya sangat besar hingga ratusan juta. Dari pengalaman itu, kami mendapat masukan bahwa model perjalanan seperti ini tidak memberi pengalaman yang seru. Karena itu, sekarang kami ingin pengalaman yang lebih dekat dengan masyarakat lokal,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika paket wisata Krakatau ini mendapat minat tinggi dari wisatawan, maka ke depan akan berjalan secara mandiri tanpa intervensi besar dari pemerintah.
“Harapannya, seperti Pulau Pahawang, yang kini berkembang sendiri karena diminati wisatawan. Kami ingin Krakatau menjadi destinasi yang tumbuh alami dengan pengelolaan masyarakat,” kata Bobby.
Strategi baru ini menjadikan trip Krakatau tidak lagi eksklusif hanya pada momen festival tahunan, melainkan bisa dinikmati sepanjang tahun melalui pembelian paket langsung kepada operator lokal.
Wisatawan umum juga mendapat pilihan harga khusus, termasuk diskon untuk pelajar dan mahasiswa.
Selain perjalanan ke Gunung Anak Krakatau dan Pulau Sebesi, Disparekraf membuka peluang pengembangan paket wisata inovatif berupa snorkeling, ekowisata berbasis konservasi, hingga kombinasi wisata bahari lainnya.
“Intinya ada dua hal yang ingin kami capai. Pertama, mengaktifkan pengelola wisata di sekitar Krakatau. Kedua, memberikan pengalaman yang lebih seru bagi wisatawan,” pungkasnya. (Cha/Put)