Dari Benci Menjadi Cinta

1 month ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adi bin Hatim adalah kepala suku Thai yang disegani. Dia menerima warisan kepemimpinan dari bapaknya. Sebagaimana kepala suku Arab umumnya waktu itu, Adi menerima seperempat penghasilan kaum sebagai pajak. Hidupnya tanpa gejolak. Kekayaannya melimpah.

Bagaimanapun, dia sangat membenci Rasulullah SAW, padahal belum pernah sekalipun bertemu dengan pembawa risalah Islam itu.

Adi semakin gelisah setelah mendengar kabar pengaruh Rasulullah semakin kuat di jazirah Arabia. Beberapa kepala suku sudah memeluk Islam dan bergabung dengan Madinah. Adi khawatir, kedatangan Rasulullah SAW akan mengancam kepemimpinannya.

Pada suatu hari, hamba sahayanya melaporkan bahwa dia melihat bendera tentara Muhammad di sekeliling perkampungan mereka. Dengan tergesa-gesa, Adi mengumpulkan keluarganya dan segera lari meninggalkan Thai menuju utara, Syam. Namun, saudara perempuannya tertinggal. Dia tidak berani kembali. Dia hanya bisa berharap saudara perempuannya dapat menyusul.

Harapannya terpenuhi. Saudara perempuannya muncul bersama rombongan yang baru datang dari Madinah, sambil marah-marah.

"Engkau tinggalkan kami. Engkau zalim. Istri dan anak-anakmu engkau bawa, tetapi saudara perempuanmu dan yang lainnya engkau tinggalkan," kata dia.

Adi berusaha menenangkan kemarahan saudara perempuannya itu. Setelah itu, perempuan tadi pun bercerita akan kemuliaan Nabi Muhammad.

"Setelah negeri kita diserang, aku dan berapa penduduk lain dibawa ke Madinah," tutur saudara perempuan Adi itu.

"Di sana kami ditawan di dekat masjid. Ketika Rasulullah lewat aku menyapanya. Wahai Rasulullah. Bapakku telah tiada, yang menjaminku telah lenyap. Maka, limpahkanlah karunia yang dikaruniakan Allah kepada Anda."

Rasulullah bertanya, "Siapa yang menjamin engkau?"

Aku menjawab, "Adi bin Hatim."

Rasulullah pun berkata, "Dia lari dari Allah dan Rasul-Nya."

Kemudian, Rasul SAW berlalu. Besoknya, terjadi lagi dialog yang sama.

"Pada hari ketiga," tutur saudari Adi itu, "Rasulullah lewat tetapi aku tidak menyapa beliau lagi, sampai seorang laki-laki--yang kemudian kuketahui adalah Ali bin Abi Thalib--memberi isyarat kepadaku agar menyapa beliau.

Kali ketiga itulah permintaanku dipenuhi. Rasulullah berkata, "Engkau jangan terburu-buru pergi sebelum engkau dapatkan orang yang dapat dipercaya untuk mengantarkanmu."

Setelah mendapatkan orang yang dipercaya, Rasulullah memberiku pakaian, unta untuk kendaraan, dan belanja secukupnya. "Akhirnya dengan rombongan yang dipercaya, aku sampai di sini," tuturnya.

Adi pun disarankan untuk menemui Rasulullah.

Read Entire Article