Polisi Tangkap 13 Pelajar Ikut Demo di Sukabumi: 11 di Antaranya Positif Narkoba

Sebanyak 13 orang pelajar ditangkap polisi dalam aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Kota Sukabumi pada Senin (1/9). Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi menyebut para pelajar yang ditangkap yakni pelajar SMP dan SMK.

Dari hasil pemeriksaan sementara, 11 orang di antaranya ternyata positif narkoba. Satu orang negatif dan satu lainnya masih dalam proses pemeriksaan.

"Kalau yang kita amankan itu yang positif narkoba, tadi kita mengamankan 13, yang satu negatif ternyata cuma ikut-ikutan aja sudah kita lepas, yang 11 positif yang satu masih dalam proses pemeriksaan," kata Rita, Senin (1/9) malam.

Dia menegaskan yang diamankan bukan mahasiswa, melainkan anak SMP dan SMK yang merupakan peserta aksi.

“Itu anak SMP dan SMK, [mereka] bagian dari massa aksi,” singkatnya.

Hanya saja, Rita tidak menjelaskan 11 orang itu positif narkoba jenis apa serta di mana mereka diamankan.

Sebelumnya, massa yang tergabung dari berbagai elemen di antaranya mahasiswa, BEM hingga driver ojek online menggelar demonstrasi 'Gerakan Amarah Rakyat Sukabumi' kemarin. Demonstrasi dilakukan di tiga titik mulai di depan Polres Sukabumi Kota, Balai Kota Sukabumi dan yang titik terakhir di DPRD Kota Sukabumi.

Aksi ini menyampaikan 11 tuntutan yang di antaranya menuntut pencopotan Kapolri sebagai bentuk pertanggungjawaban atas represifitas aparat kepolisian terhadap massa aksi; menuntut Polri bertanggung jawab atas tewasnya almarhum Affandi Kurniawan; menuntut Wali Kota Sukabumi mencabut Peraturan Wali Kota (Perwal) tentang tunjangan hari raya, perumahan serta transportasi untuk DPRD Kota Sukabumi; serta menuntut pengesahan RUU Perampasan Aset.

Aksi yang awalnya kondusif tiba-tiba menjadi ricuh saat massa berada di depan kantor DPRD Kota Sukabumi. Polisi sempat menyemprotkan air dari kendaraan water cannon serta terjadi kejar-kejaran antara aparat kepolisian serta massa aksi.

Kericuhan itu pun berhasil diredam. Selanjutnya massa aksi bergerak ke Tugu Adipura, dan mereka bubar setelah menyampaikan tuntutan ke Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki pada Senin malam.