
Lucy Bronze kembali menunjukkan ketangguhannya di lapangan hijau. Setelah sebelumnya terbuka soal kondisinya sebagai pengidap autisme dan Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (ADHD), bek kanan Timnas Wanita Inggris itu kini mengungkap fakta mengejutkan: ia bermain sepanjang Euro Wanita 2025 dengan tulang kering yang retak—dan tak ada satu pun yang tahu.
“Aku sebenarnya main di semua pertandingan dengan tibia retak. Tapi, tidak ada yang sadar,” ucap Bronze kepada BBC Sport usai Inggris mengalahkan Spanyol di partai final Euro Wanita 2025 lewat adu penalti, Minggu (27/7), di St Jakob-Park Stadium, Swiss.
Di laga perempat final kontra Swedia (18/7), Bronze sempat terekam kamera sedang membalut kakinya sendiri dengan perban. Saat itu, Inggris sudah kehabisan jatah pergantian pemain, jadi ia tetap bertahan di lapangan meski cedera.
Meski sedang cedera, Bronze tetap tampil impresif. Saat itu, Lionesses sempat tertinggal dua gol dari Swedia, namun mereka bangkit dan menyamakan skor menjadi 2-2 lewat gol Bronze di menit ke-79 dan Michelle Agyemang dua menit berselang. Skor imbang bertahan hingga perpanjangan waktu dan laga pun dilanjutkan ke adu penalti.
Bronze menjadi penendang terakhir dan berhasil menyarangkan bola ke gawang. Gol itu jadi penentu kemenangan Inggris sekaligus mengantar mereka ke babak semifinal.
Di partai final menghadapi Spanyol, Bronze kembali terlihat pincang. Namun, ia tetap memaksakan diri bermain hingga menit ke-105 sebelum akhirnya ditarik keluar sambil menangis, dan digantikan oleh Niamh Charles.
“Aku cedera lutut juga hari ini, tapi di kaki yang satunya. Karena itu juga anak-anak kasih aku banyak pujian setelah pertandingan melawan Swedia. Sakitnya nggak main-main,” kata Bronze.
“Tapi kalau itu harga yang harus dibayar buat main demi Inggris, ya aku jalani. Kami saling menyemangati satu sama lain. Itu yang bikin kami bisa bertahan sampai akhir,” sambungnya.
Setelah pertandingan final yang menegangkan itu, Wiegman membenarkan soal cedera Bronze. Ia menyebut pemain seniornya itu punya mental luar biasa.
“Dia memang ada masalah di tibianya, dan kami sempat coba atur beban mainnya. Tapi ya gimana mau atur kalau dia main sampai 120 menit? Mental dia luar biasa. Sungguh gila,” ucap Wiegman.
Bronze juga terlihat ikut merayakan kemenangan di lapangan sambil bertumpu pada satu kaki, karena lutut kanannya dibalut ketat. Ketika ditanya apakah cedera itu akan menghambat pesta kemenangannya di Basel, Swiss, Bronze menjawab singkat:
“Sakit banget, sih. Tapi aku tetap mau pesta. Aku mau nikmatin ini,” katanya.

Dipuji Eks Pemain Lionesses
Kabar soal cedera Bronze langsung ramai diperbincangkan. Mantan striker Timnas Wanita Inggris, Ellen White, bahkan menyebut Bronze “bukan manusia”.
“Aku suka dia. Menang turnamen sebesar ini dengan tulang kering yang retak, itu tidak masuk akal. Rasa sakitnya pasti luar biasa, tapi dia tetap bisa menendang bola sekencang itu. Dia bakal memberikan segalanya buat Inggris,” tutur White.
Eks-kapten Lionesses, Steph Houghton, juga memuji Bronze sebagai legenda sejati.
“Bisa tampil konsisten di banyak turnamen itu adalah pencapaian besar. Dia selalu mementingkan tim dan punya mental juara. Dia pantas mendapat momen ini,” ucap Houghton.
Di usia 33 tahun, 8 bulan, 30 hari, Bronze adalah pemain tertua di skuad Inggris untuk Euro Wanita 2025. Sepanjang turnamen ini, ia mencatatkan 598 menit bermain—hanya lebih sedikit dari Keira Walsh, Alex Greenwood, dan Hannah Hampton.