
Ferdi (21 tahun), anak tertua dari pasangan suami-istri bernama Dating dan Iyah, mengungkap alasan keluarganya belasan tahun berkeliaran mengemis di Karawang, Jawa Barat.
Seingat Ferdi, kebiasaan mengemis ini sudah dilakoni ibunya sejak tahun 2013 silam. Kebiasaan ini berangkat dari keterbatasan ekonomi keluarga.
"Dari 2013 udah pernah kalau nggak salah, dulu sempet dibawa ke Cibitung (Bekasi). Iya sama emak aja, bapak mah nggak," katanya ditemui kumparan di rumahnya, Karawang, Jawa Barat, Jumat (27/6).
Bapak Tak Peduli
Menurutnya, dulu pilihan itu diambil ibunya lantaran ekonomi keluarga amat pas-pasan. Ayahnya yang cuma buruh tani penghasilannya tak menentu.
Parahnya lagi, lanjut dia, ayahnya kerap abai terhadap kondisi keluarga. Uang dari hasil bekerja hanya sebagian kecil diberikan kepada ibunya untuk makan ia dan adik-adiknya.
"Semisal dari tandur atau nguli dapet Rp 200 ribu, dikasih ke emak Rp 50 ribu. Terus kalau beli makan kadang cuma dua bungkus, buat bapak sebungkus sisanya buat emak sama adik. Saya mah nggak pernah ikut makan," kata Ferdi."Bapak mah emang cuek ke anaknya, makanya mereka (adik-adiknya) berani ngerengek ke emak aja. Kalau dikasih jajan juga paling dua ribu sama bapak. Sama saya juga lebih sering berantem," ujar Ferdi.

Dari kebiasaan itu kedua orang tuanya kerap cekcok soal keuangan hingga akhirnya mendorong ibunya berinisiatif mencari penghasilan sendiri. Meskipun ia akui jalannya memang salah.
"Sering ngasih tahu ke emak, tapi kadang juga galakan emak, bapak juga. Sebetulnya minta nggak usah keluar-keluar, tapi ya gimana emak suka stres kalau anak-anak minta makan uang nggak ada," kata dia.
Kurang Berbaur dengan Tetangga

Terpisah, Enah (51), tetangga dari keluarga tersebut mengaku sering prihatin melihat kondisi anak-anak mereka, terlebih dua anak yang masih balita.
"Kasihan lihat anak-anaknya mah," katanya.
Hanya saja, ia dan tetangga sekitar sering menyesalkan perilaku Iyah yang kurang berbaur.
"Kita sering kasih makanan tapi kadang ibunya nggak ada terima kasihnya, makanya dibiarin sama tetangga juga. Paling yang gede itu si Ferdi suka saya suruh bantuin di warung biar dia nggak diam di rumah, ada buat jajan," ucap Enah.Sebut Anak Ingin Ikut Sendiri
Sementara itu, Iyah beralasan terpaksa membawa anaknya ke jalanan karena tidak mau ditinggal jauh olehnya. Iyah dan dua anaknya yang terjaring razia kini tengah menjalani rehabilitasi di Rumah Singgah Dinsos Karawang.
"Demi Allah emak mah nggak maksa mereka ikut-ikut, cuma yang paling kecil kan pengin ikut, pengin bareng emak wae. Gantian ngikut itu juga sebetulnya sudah dibilangin nggak usah ikut," ungkap Iyah saat berbincang dengan kumparan di Rumah Singgah Dinsos Karawang, Kamis (26/6).

Iyah dan suaminya sebelumya diduga memaksa 6 anaknya mengemis. 6 anak mereka itu berusia 21 tahun, 17 tahun, 15 tahun, 12 tahun, 10 tahun dan paling kecil balita berusia 3 tahun. Keenamnya diduga dipaksa mengamen secara bergantian untuk membantu ekonomi.
Iyah dan 2 anaknya terjaring razia Dinsos. Biasanya Iyah mengemis diantar oleh suaminya, Dating. Setelah itu suaminya pergi.
Sementara Dating sudah diminta untuk datang ke Dinsos untuk dilakukan pembinaan, namun tak kunjung datang.