Sayangnya, meski tubuh manusia secara alami memproduksi kolagen, seiring berjalannya waktu produksinya terus menurun. Tak heran banyak orang mencari cara instan, misalnya dengan mengonsumsi minuman kekinian yang diklaim tinggi kolagen.
Padahal, tanpa disadari, ada sumber kolagen yang mudah dijumpai di sekitar kita, harganya murah, dan bisa diolah jadi berbagai hidangan lezat. Jawabannya adalah ceker ayam.
Menurut Prof. Ono Suparno, dosen dan peneliti dari Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University, sekitar 70 persen dari total kandungan protein dalam ceker ayam adalah kolagen.
"Kolagen adalah protein struktural penting yang berperan dalam menjaga kekuatan, elastisitas, dan kepadatan kulit, tulang, tendon, otot, serta ligamen," kata Ono dikutip dari laman IPB, Sabtu (23/8).
Tak hanya kaya kolagen, ceker ayam juga mengandung nutrisi lain seperti protein, kalsium, fosfor, vitamin A, folat, magnesium, dan vitamin E. Nutrisi-nutrisi tersebut ikut mendukung manfaat kesehatan dari konsumsi ceker ayam.
Kendati mengandung beragam nutrisi, Ono mengingatkan pentingnya mengonsumsi ceker ayam secara seimbang. Ia menyarankan agar konsumsi ceker ayam tetap diimbangi dengan sumber gizi lain, dan diolah dengan cara sehat seperti direbus menjadi sup kaldu, agar kandungan kolagen tetap terjaga dan lebih mudah diserap tubuh.
Namun, konsumsi ceker ayam secara berlebihan juga bisa menimbulkan risiko. Beberapa di antaranya adalah meningkatnya kadar kolesterol, tingginya kandungan lemak jenuh atau lemak trans jika dimasak dengan cara digoreng, hingga risiko kontaminasi bakteri apabila tidak dibersihkan dengan benar.
Selain itu, karena ceker ayam berasal dari bagian kaki yang sering bersentuhan langsung dengan kotoran, ada risiko kontaminasi bakteri atau zat berbahaya jika tidak dibersihkan dengan benar, serta potensi gangguan hormonal.
“Masyarakat disarankan untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan, baik hewani maupun nabati, yang kaya kolagen atau dapat merangsang produksinya secara alami,” kata Ono.
Ia juga menambahkan, kolagen yang terdapat pada ceker ayam berpotensi diolah menjadi bentuk yang lebih efektif sekaligus ekonomis, misalnya dijadikan kolagen tripeptida. Dengan begitu, manfaatnya bisa lebih mudah diserap tubuh.
Selain ceker, kata Ono, ada sumber kolagen alami lain yang murah dan mudah diperoleh, seperti kaldu tulang dari ayam, sapi, atau ikan, kulit dan kepala ikan, putih telur, serta bagian ayam lain seperti leher dan tulang rawan.