Burden sharing antara Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan kembali berlanjut. Skema pembagian beban bunga yang pernah dijalankan saat pandemi kini diteruskan untuk mendukung pembiayaan berbagai program ekonomi kerakyatan dalam agenda Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, bank sentral tidak hanya berfokus pada instrumen suku bunga untuk menjaga likuiditas. BI juga memperkuat kebijakan moneter ekspansif melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder.
Perry menyampaikan bahwa BI telah melakukan pembelian surat utang negara dalam jumlah besar.
“Kami update kemarin dan sejak kemarin kami telah membeli SBN sebesar Rp 200 triliun data terbaru kemarin. Termasuk untuk debt switching,” ujarnya dalam Rapat Kerja Komite IV bersama pemerintah, Selasa (2/9).
Dia menambahkan, kolaborasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dilakukan agar sebagian hasil dari pembelian SBN dapat dialokasikan langsung untuk program-program pro rakyat. Program tersebut mencakup perumahan rakyat, koperasi desa merah putih, serta inisiatif lain yang masuk dalam kerangka Asta Cita.
“Sebagian dana dari SBN ini untuk pendanaan program-program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita seperti perumahan rakyat, koperasi desa merah putih," jelasnya.
"Dengan burden sharing atau pembagian beban bunga bersama dan karenanya akan mengurangi beban pembiayaan dari program-program untuk ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita ini,” pungkas Perry.