PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menggelar Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU) pada 28–29 Agustus 2025. Namun, rapat yang membahas sejumlah instrumen obligasi dan sukuk perseroan tersebut gagal mengambil keputusan karena kuorum persetujuan tidak tercapai.
Agenda utama rapat adalah persetujuan pengesampingan pemenuhan rasio keuangan—current ratio, gearing ratio, dan interest service coverage ratio—atas laporan keuangan 2023 dan 2024. Hal serupa juga terjadi pada agenda Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2022 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Februari 2025, yang hasil keputusannya kembali tertunda akibat kuorum tak terpenuhi.
Meski demikian, WIKA menegaskan proses restrukturisasi tetap berjalan. Perseroan akan kembali mengintensifkan diskusi dengan pemegang obligasi, sukuk, dan wali amanat untuk mencari kesepakatan bersama yang dapat diterima seluruh pihak.
“Di tengah tantangan sektor konstruksi, WIKA berupaya konsisten memenuhi kewajiban kepada stakeholders sekaligus memperkuat fundamental perseroan. Komunikasi dengan para pemangku kepentingan akan terus kami lakukan demi mencapai kesepakatan terbaik,” ujar Corporate Secretary WIKA Ngatemin dalam keterangannya dikutip dari Antara, Selasa (2/9).
Sejalan dengan itu, WIKA juga menekankan komitmen untuk tetap membayar kupon dan imbal hasil sesuai nilai serta jadwal yang berlaku. Selain itu, perseroan terus melaksanakan program penyehatan melalui delapan substream, di antaranya restrukturisasi keuangan, peningkatan tata kelola dan manajemen risiko, percepatan collection period, serta efisiensi biaya operasional.
Langkah tersebut mulai menunjukkan hasil positif. Hingga pertengahan 2025, WIKA berhasil menurunkan utang berbunga sebesar Rp 2,65 triliun dan mengurangi utang usaha hingga Rp660 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu.
Dengan strategi penyehatan yang terukur dan implementasi konsisten, WIKA optimistis mampu menjaga kepercayaan investor, memperkuat struktur permodalan, dan meningkatkan daya saing di tengah dinamika industri konstruksi.