
Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, menyarankan agar Ketua Federal Reserve Jerome Powell mundur dari dewan gubernur bank sentral (The Fed) setelah masa jabatannya sebagai ketua berakhir pada Mei 2026.
“Secara tradisional, ketua The Fed juga mundur sebagai gubernur,” ujar Bessent dalam wawancara dengan Bloomberg Television, dikutip Rabu (16/7).
Bessent menambahkan, akan membingungkan pasar jika Powell tetap bertahan. Menurutnya, sudah banyak pembicaraan tentang ketua bayangan yang bisa menciptakan kebingungan sebelum pengangkatan resmi.
Meski masa jabatan Powell sebagai gubernur baru akan berakhir pada Januari 2028. Artinya ia tetap bisa ikut menentukan arah kebijakan moneter jika tidak mundur dari dewan.
Powell sendiri belum memberikan jawaban pasti soal rencananya bertahan atau tidak, yang membuat proses seleksi calon ketua baru jadi rumit bagi Presiden Donald Trump dan timnya.
Menurut Bessent, proses formal penunjukan ketua baru sudah dimulai. “Ada banyak kandidat bagus, baik dari dalam maupun luar Federal Reserve,” katanya.
Saat ditanya apakah dirinya masuk dalam bursa calon, Bessent menjawab keputusan akhir tetap di tangan Trump.

Komentar Bessent memicu reaksi pasar. Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun naik ke level tertinggi sesi 3,93 persen, sementara indeks Bloomberg Dollar Spot sempat memangkas pelemahan.
Apabila Powell tetap bertahan sebagai gubernur, Trump hanya memiliki satu kursi kosong di Dewan Gubernur The Fed pada awal 2026, yakni milik Adriana Kugler yang masa jabatannya habis Januari.
Menurut Bessent, nama ketua baru kemungkinan akan diumumkan pada Oktober atau November.
Trump telah berulang kali mengkritik Powell karena enggan menurunkan suku bunga. Ia ingin pengganti Powell nanti lebih akomodatif terhadap pemangkasan suku bunga.
The Fed sendiri masih menahan pelonggaran karena menilai dampak kebijakan tarif Trump bisa mendorong inflasi lebih tinggi.
Bessent menyatakan bahwa ia tidak terlalu memusingkan rilis satu data inflasi saja.
“Saya tidak akan terlalu menaruh tekanan pada satu angka,” katanya, sembari menilai tren inflasi saat ini belum mengindikasikan lonjakan harga besar.
Ia juga mengkritik proyeksi ekonomi The Fed yang dinilai kerap meleset.

“Mereka pernah membuat kesalahan besar dalam proyeksi, dan ini mungkin salah satunya,” ucapnya. Namun, ia menegaskan, “Trump sudah berkali-kali bilang tidak akan memecat Jay Powell.”
Beberapa nama yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Powell adalah Kevin Warsh, Kevin Hassett, Christopher Waller, dan Bessent sendiri. Dari nama-nama tersebut, Waller dianggap paling terbuka untuk segera menurunkan suku bunga.
Tekanan terhadap Powell juga datang dari kalangan Partai Republik yang mengkritik pembengkakan biaya renovasi dua gedung milik The Fed. Ada yang menilai hal ini bisa menjadi alasan hukum untuk mengganti ketua.
Ketika ditanya apakah presiden berwenang memecat ketua The Fed, Hassett menyatakan, “Itu sedang dikaji. Tapi jika ada alasan yang sah, maka memang bisa.” Namun Bessent kembali menegaskan, berdasarkan pernyataan Trump sendiri, pemecatan bukanlah opsi yang sedang dipertimbangkan.