Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan membuka dialog dengan mahasiswa di halaman Gedung Sate, Bandung, pada Rabu (3/9). Dialog terbuka ini terlebih dahulu difokuskan kepada perguruan tinggi di wilayah Bandung Raya.
Mulanya, Rektor Universitas Islam Nusantara, Endang Komara, memberi saran kepada Dedi untuk memberikan kesempatan mahasiswa menyampaikan aspirasinya. Dia mengusulkan ada lima mahasiswa per universitas bisa berdialog.
Dedi pun merespons hal tersebut. Dia menyatakan siap berdialog dengan mahasiswa. Bahkan, dia tidak ingin membatasi jumlah mahasiswanya.
"Kalau kita di situ ditanamkan lima orang, itu nanti isunya beda lagi. Adalah hadir pun dibatasi. Nah itu harus ada pertimbangan. Menurut saya tidak ada pencantuman lima orang tapi diserahkan kebijakannya pada perguruan tinggi masing-masing," kata Dedi dalam acara Silaturahmi bersama Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (2/9).
Namun, Dedi menyampaikan juga bahwa jangan sampai mahasiswa saja yang hadir. Dia ingin rektor juga mengeluarkan gagasan untuk pemerintah.
"Bahwa di internal hari ini para rektor juga harus keluar pernyataan yang memberikan gagasan-gagasan, pikiran-pikiran yang harus dilaksanakan oleh kita penyelenggara negara. Artinya daya kritis kita juga harus diperlihatkan. Ini penting Pak, karena ini penting," kata dia.
Menurut Dedi, masukan berupa gagasan ini merupakan jawaban atas kegelisahan publik. Jangan sampai publik gelisah karena para rektor tidak mengeluarkan analisis kritisnya.
"Jangan ada pemahaman rektornya di-setting, rektornya diarahkan, rektornya diancam, ini penting. Karena dalam ilmu saya itu, daripada bola diambil orang, yang orang itu membawa bola belum tentu dimainkan di lapangan, kan lebih baik bola itu kita yang menguasai. Ini cara berpikir, malu mantan demonstran," ucapnya.
Dimulai dari Bandung Raya
Terkait dialog ini, Dedi menyebut akan diawali dengan universitas-universitas yang ada di Bandung Raya.
"Baik untuk teknik besok ya kita palingan perguruan tinggi yang di wilayah Bandung. Karena kalau di daerah kan sudah menyampaikan aspirasinya di daerah masing-masing," ucapnya.
"Kalau di wilayah Bandung berarti kan perguruan tinggi yang ada di kota Bandung paling geser ke Cimahi. Dan kemudian ya Unpad, ITB di Jatinangor. Jadi yang wilayah Bandung Raya saja. Jadi wilayah Bandung Raya saja. Karena kalau yang di luar kan sudah menyampaikan aspirasi di kabupaten kotanya masing-masing," sambungnya.
Dedi menyebut, upaya ini sebagai bentuk Pemprov Jabar memberikan ruang untuk mahasiswa menyampaikan gagasannya.
"Nanti mereka ngomong saya kan waktu itu tidak boleh hadir. Yang dikasih hadir hanya ini aja. Ini ngomong lagi di luar. Kenapa demonstrasi lagi? 'Saya tidak dikasih ruang'. Udah lah saya membuka berapa pun dipersilakan. Gitu aja lah. Harus begitu. Karena saya pernah jadi anak muda. Psikologisnya begitu," kata pria yang akrab disapa KDM atau Kang Dedi Mulyadi itu.