KETUA Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia atau BEM UI Zayyid Sulthan Rahman mengatakan akan kembali menggelar aksi turun ke jalan dalam waktu dekat. Namun, dia belum mau menjelaskan detail rencana tersebut.
"Tapi, kami tegaskan bahwa kami akan membawa aksi yang konstruktif dan juga berfokus kepada perubahan-perubahan kebijakan. Dalam waktu dekat ya. Aksi itu dalam waktu dekat. Ada di dalam minggu ini," kata Sulthan pada Selasa, 2 Agustus 2025.
Aksi tersebut, lanjut Sulthan akan diinisiasi sendiri oleh BEM UI. Dia belum bisa memperkirakan berapa banyak massa yang bakal turun. Sejumlah tuntutan sedang digodok. Mereka menyatakan juga akan menyuarakan tuntutan 17+8 dari influencer dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
"Itu kami masukkan ke dalam tuntutan poin kita untuk demonstrasi nanti," kata Ketua BEM FISIP UI, Nevanya Kayla Afi.
Adapun BEM UI dan BEM fakultas se-UI mengeluarkan lima pernyataan sikap atas kondisi terkini. Mereka mengecam tindakan represif yang mengakibatkan korban bermunculan dan mengutuk keras tindakan aparat.
Pertama, menuntut pertanggungjawaban penuh Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, DPR RI, TNI, Polri, serta seluruh oknum elite politik atas kebijakan dan pernyataan yang sewenang-wenang, tidak berpihak kepada rakyat, serta memperkeruh situasi bangsa.
"Hingga hari ini, kami belum mendengar adanya permintaan maaf yang tulus maupun komitmen yang kuat untuk memperbaiki keadaan," katanya. "Selain itu, pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengenai dugaan makar harus dibuktikan dengan investigasi yang jelas, transparan, dan akuntabel."
Dua, menuntut pembebasan seluruh massa aksi yang ditahan serta mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh aparat, termasuk penangkapan yang sewenang-wenang, pemukulan, penyiksaan, hingga pembunuhan.
Tiga, menolak kebijakan pembungkaman informasi sebagaimana tertuang dalam surat KPI Nomor 309/KPID-DKI/VIII/2025, karena merupakan pelanggaran serius terhadap kebebasan pers dan hak masyarakat untuk mengetahui kebenaran.
"Bentuk pembungkaman sistematis ini tampak jelas melalui pembatasan liputan serta pelumpuhan fitur siaran langsung di platform digital untuk membungkam suara rakyat," ujar mahasiswa UI.
Empat, menegaskan komitmen Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia untuk terus mengawal, menyaring, dan menyebarkan informasi yang objektif, berpihak pada kebenaran, serta menolak segala bentuk disinformasi maupun propaganda provokatif dengan tujuan menakut-nakuti dan atau melakukan tindakan kekerasan, destruktif, maupun rasis.
Lima, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga solidaritas #WargaJagaWarga dan tidak terprovokasi oleh pihak tidak bertanggung jawab yang mengadu domba dan mengarah pada penyerangan kelompok minoritas tertentu selaku sesama rakyat Indonesia.
"Dan kami membaca bahwa mahasiswa harus ambil sikap, harus menjadikan ini semua tidak hanya sebagai kekacauan, tetapi juga sebagai kekuatan politik untuk seluruh masyarakat Indonesia," tutur Atan usai menyampaikan pernyataan sikap di Tugu Makara UI, seberang Fakultas Psikologi UI, Depok, Jawa Barat, Selasa, 2 September 2025.