
DJED Spence berharap dapat menginspirasi generasi mendatang jika ia sukses menjadi pemain Muslim pertama yang mewakili timnas senior putra Inggris.
Bek sayap Tottenham Hotspur, yang telah enam kali memperkuat timnas Inggris U-21, telah dimasukkan ke dalam skuad senior the Three Lions untuk pertama kalinya dalam kualifikasi Piala Dunia melawan timnas Andorra dan timnas Serbia.
Ini menandai perubahan nasib bagi mantan pemain Middlesbrough tersebut, yang sempat dipinjamkan tiga kali oleh Spurs – ke Rennes, Leeds United, dan Genoa – sebelum akhirnya berhasil menembus tim utama musim lalu.
Meskipun Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) tidak mencatat agama seorang pemain, Spence diyakini akan menjadi pria Muslim pertama yang bermain untuk timnas Inggris.
"Ini sebuah berkah – sungguh luar biasa. Saya sungguh tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata," kata pemain berusia 25 tahun itu.
"Saya banyak berdoa, saya bersyukur kepada Tuhan. Di saat-saat tersulit dalam hidup saya, saat-saat tergelap, saya selalu percaya bahwa Tuhan selalu di sisi saya. Itu hal yang sangat penting bagi saya, iman saya," lanjutnya.
Spence mengatakan ia tidak merasa ada beban tambahan di pundaknya karena agamanya, tetapi berharap kisahnya dapat menginspirasi orang lain.
"Saya tidak terlalu merasakan tekanan untuk hal-hal tertentu. Saya hanya bermain sepak bola dengan senyum di wajah saya, bahagia, dan sisanya akan mengurus diri sendiri," tambahnya.
"Jika saya bisa melakukannya, Anda pun bisa melakukannya. Bukan hanya anak-anak Muslim, anak-anak dari agama apa pun. Fokuskan pikiran Anda pada sesuatu dan Anda pasti bisa melakukannya."
Sebelum 15 Desember tahun lalu, Spence hanya bermain selama 64 menit di Liga Primer Inggris pada musim 2024-25.
Setelah tanggal tersebut, ia bermain selama 90 menit dalam 19 dari 22 pertandingan liga Spurs berikutnya.
Transformasinya sangat mencolok. Spence begitu terpuruk dalam skuad utama pelatih Spurs, Ange Postecoglou, sehingga ia bahkan tidak masuk dalam skuad untuk babak penyisihan grup Liga Europa.
Ia hanya masuk di babak gugur, tetapi bermain 180 menit dalam kemenangan babak 16 besar melawan AZ Alkmaar.
Ia kemudian dimasukkan sebagai pemain pengganti saat Spurs mengalahkan Manchester United di final untuk meraih trofi mayor pertama mereka dalam 17 tahun, sekaligus lolos ke Liga Champions.
Begitu pesatnya perkembangannya musim lalu, hingga sempat muncul wacana untuk memasukkan Spence ke dalam skuad utama timnas Inggris asuhan Thomas Tuchel, Maret lalu.
Spence absen, dan pemain muda Arsenal, Myles Lewis-Skelly, dipanggil sebagai bek kiri baru, meskipun pemain Spurs tersebut lebih banyak melakukan tekel, intersepsi, sapuan, blok, dan sundulan defensif di Liga Primer Inggris pada saat itu.
Namun Spence tetap menjadi pilihan utama, dan setelah bermain penuh untuk Spurs di musim baru Liga Primer hingga saat ini, ia akhirnya dipanggil ke skuad senior.
"Bermain untuk Inggris, 100%, sungguh luar biasa," kata Spence.
"Manajer telah membuat saya merasa nyaman, semua orang di sini telah membuat saya nyaman. Saya juga pernah bermain di tim U-21, jadi saya tahu lebih banyak. Tapi di level senior, saya belum pernah melakukannya sebelumnya. Para pemain telah membuat saya merasa diterima dan menerima saya," imbuhnya
Spence diberi kesempatan debut untuk Inggris U-21 oleh Lee Carsley pada Maret 2022 melawan Albania.
Carsley ingin membawa Spence ke Euro U-21 pada 2023, ketika Inggris menang dengan mengalahkan Spanyol di final, tetapi cedera membuat bek tersebut absen dari turnamen tersebut.
Bagi Carsley, kebangkitan Spence bukanlah kejutan.
"Saya suka Djed. Saya pikir dia pemain yang sangat bagus," kata Carsley kepada BBC Sport, awal tahun ini. "Sangat menarik, sangat menyerang, atletis, pendiam tapi rendah hati.
"Dia punya banyak atribut, caranya menggiring bola dan menggiring bola, mencetak gol, menciptakan peluang, bertahan. Dia pemain yang tak ada batas kemampuannya," pungkasnya. (bbc/Z-1)