BADAN Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau BEM KM UGM, menyatakan solidaritas kepada gerakan rakyat yang menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya imbas sejumlah keputusan yang dianggap kontroversial.
Ketua BEM KM UGM Tiyo Ardianto mengatakan, kekuasaan semestinya menjadi amanah karena dapat berlangsung atas kepercayaan dan keridhaan masyarakat. Namun, yang terjadi di Kabupaten Pati justru sebaliknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Suara rakyat dianggap ancaman, kebijakan dilahirkan tanpa keberpihakan, dan pemimpin lebih memilih bungkam ketimbang mendengar," kata Tiyo dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 12 Agustus 2025.
BEM KM UGM, dia melanjutkan, menyerukan kepada seluruh mahasiswa di Indonesia untuk tidak hanya berperan sebagai penonton terhadap gerakan perlawanan rakyat yang terjadi di Pati.
Sebagai bagian dari rakyat, kata dia, mahasiswa harus menunjukan moralnya, yaitu dengan memihak kepada kaum dan rakyat tertindas, misalnya dalam perlawanan rakyat Pati yang menentang kebijakan tidak adil yang dibuat Bupati.
Adapun, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berencana menghelat demonstrasi pada Rabu, 13 Agustus, esok hari dengan tuntutan melengserkan Bupati Pati Sudewo.
"BEM KM UGM menuntut pemimpin Kabupaten Pati melapangkan dada, menempuh sikap ksatria-negarawan yang bijaksana untuk legowo atas seluruh kehendak rakyat, demi keselamatan serta kepentingan bersama," ujar Tiyo.
Demonstrasi rakyat Pati mulanya dipicu oleh pernyataan Sudewo yang menaikan pajak bumi dan bagunan perdesaan dan perkotaan atau PBB-P2 sebesar 250 persen. Belakangan, keputusan itu dibatalkan usai memperoleh banyak penentangan.
Setelah keputusan menaikan PBB-P2 telah dibatalkan, rakyat Pati kemudian menuntut politikus Partai Gerindra itu untuk membatalkan kebijakan masuk sekolah lima hari yang dianggap mengganggu sekolah Taman Pendidikan Quran dan Sekolah Madrasah Diniyah.
Dalam rekaman video yang beredar, Sudewo membatalkan kebijakan tersebut. Ia juga sempat menemui koordinator demonstran. Namun, massa tetak berkukuh untuk menghelat demonstrasi pada esok hari.
Aksi demonstrasi rakyat di Kabupaten Pati memperoleh banyak dukungan dari rakyat lain di Indonesia. Dukungan itu diberikan bukan hanya melalui seruan solidaritas, namun juga penggalangan donasi, salah satunya berupa logistik untuk menopang gerakan rakyat.
Penggalangan donasi yang dibuka sejak 1 Agustus itu terus mengalir hingga saat ini. Nampak, dalam beberapa unggahan di media sosial tumpukan dus berisi air mineral memenuhi trotoar hingga bahu jalan di depan Kantor Bupati dan DPRD Kabupaten Pati hingga sebagian area alun-alun.
Pilihan Editor: Ribut-ribut Intervensi Penguasa terhadap Gerakan Mahasiswa