INFO NASIONAL — Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menegaskan bahwa karakter dan pola pikir merupakan fondasi utama dalam membentuk kepemimpinan yang kuat, relevan, dan berdaya saing tinggi di era modern. Hal ini disampaikan oleh Pimpinan Baznas RI Bidang Transformasi Digital Nasional, M. Nadratuzzaman Hosen, dalam Management Upgrade Forum bertajuk “Karakter Pemimpin dan Perubahan Mindset” yang diselenggarakan secara daring melalui kanal YouTube Baznas TV pada Kamis, 7 Agustus 2025.
Menurut Nadra, masih banyak individu di Indonesia yang enggan keluar dari zona nyaman dan takut untuk tampil berbeda. “Orang Indonesia itu gak mau keluar dari zona nyaman. Kalau berbeda itu seolah-olah jadi salah dan gak siap mentalnya untuk jadi orang yang berbeda, inginnya sama dengan kebanyakan pilihan orang,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menekankan bahwa kinerja tinggi tidak semata ditentukan oleh bakat atau jabatan, melainkan oleh pola pikir yang membentuk sikap dan tindakan. Individu berkinerja tinggi, lanjutnya, memiliki mindset khusus yang membuat mereka unggul, konsisten, dan tangguh dalam menghadapi tantangan.
Lebih lanjut, Nadra menjelaskan bahwa salah satu karakter penting yang harus dimiliki seorang pemimpin modern adalah tanggung jawab. “Tanggung jawab ini penting. Saya alhamdulillah selalu diingatkan oleh orang-orang hebat, kalau Anda bekerja jangan pernah berpikir ada uangnya atau tidak. Karena kalau Anda bekerja karena ada uangnya, Anda hanya akan mau bekerja saat ada uangnya besar. Tapi begitu tidak ada uangnya, Anda tidak akan menyelesaikannya. Itu yang menjadi Anda tidak bertanggung jawab,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa individu dengan mindset tanggung jawab tidak menyalahkan keadaan atau orang lain, melainkan bertanggung jawab penuh atas hasil yang mereka capai dan aktif mencari solusi jika terjadi masalah. Sikap ini mencerminkan integritas dan komitmen tinggi pada tugas dan tujuan.
Karakter penting berikutnya adalah semangat untuk tumbuh dan berkembang. Menurutnya, mereka yang memiliki pola pikir ini percaya bahwa kemampuan bukan bawaan lahir, tetapi dapat dibentuk melalui proses dan kerja keras. “Setiap kegagalan dianggap sebagai kesempatan belajar. Mereka terus berusaha untuk berkembang tanpa takut mencoba hal baru,” ucapnya.
Selain itu, perspektif menjadi elemen penting dalam kepemimpinan yang sehat. Prof Nadra menilai bahwa para high performer tahu kapan harus menarik diri sejenak, menjaga kesehatan mental dan fisik, serta menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. “Mereka sadar bahwa produktivitas jangka panjang memerlukan perawatan diri yang baik,” ujarnya.
Karakter terakhir yang disorot adalah humility atau kerendahan hati. Prof Nadra menjelaskan bahwa individu dengan karakter ini rendah hati, terbuka terhadap masukan, dan merasa paling tidak tahu. “Ketika salah, mereka tidak bersikap defensif melainkan siap belajar dan memperbaiki diri. Sikap ini, tegasnya, membuat mereka terus berkembang dan disukai dalam tim,” kata dia.(*)