Ankara (ANTARA) - Sedikitnya 29 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi ketika hujan lebat di musim penghujan memicu banjir besar di Punjab, India utara, menurut keterangan pemerintah pada Senin.
Ketua Menteri Punjab, Bhagwant Mann mengatakan wilayah itu saat ini sedang menghadapi Salah satu bencana banjir terburuk dalam beberapa dekade, dengan air merendam sekitar 1,000 desa sehingga memicu evakuasi 16.000 orang
Curah hujan tinggi dan air bendungan yang meluap telah menyebabkan kerusakan skala besar di tujuh distrik Punjab.
Pejabat pemerintah Punjab menuturkan sebanyak 300.000 hektar lahan Pertanian, terutama sawah, terendam banjir, sehingga merusak panen yang akan berlangsung beberapa pekan lagi.
Selain itu, lembaga pendidikan menangguhkan kegiatan hingga 3 September karena hujan masih terus berlanjut.
Sementara itu, angkatan darat, udara India, dan organisasi relawan terlibat dalam operasi penyelamatan dan bantuan sepanjang waktu, yang digambarkan seperti "siaga perang" oleh penyiar publik All India Radio.
Upaya yang dilakukan meliputi evakuasi, distribusi bantuan, dan pemberian bantuan medis kepada mereka yang terjebak.
Hujan monsun dalam beberapa minggu terakhir telah mendatangkan malapetaka, menyebabkan cloudburst (hujan deras mendadak), banjir bandang dan tanah longsor di beberapa daerah di India utara. Hujan lebat monsun biasanya dimulai di India pada Juni dan berakhir pada September.
Di Himachal Pradesh, pihak berwenang mengkonfirmasi jumlah tewas mencapai 320 jiwa pada Senin, dengan kematian tambahan dilaporkan di Uttarakhand karena tanah longsor dan insiden terkait hujan.
Kementerian Dalam Negeri India telah mengumumkan pengerahan tim pusat antarkementerian untuk menilai kerusakan di seluruh wilayah yang terkena dampak, termasuk akibat banjir, cloudburst, dan tanah longsor.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Seratusan orang hilang akibat tanah longsor di India utara
Baca juga: Korban tewas akibat hujan, banjir di timur laut India jadi 44 orang
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.