Musisi Doadibadai Hollo atau yang dikenal dengan Badai eks Kerispatih mengatakan bahwa penyanyi atau band kafe tidak perlu khawatir mengenai royalti ketika menyanyikan lagu-lagu milik musisi lain.
"Kalau menurut saya sih yang membawakan lagu-lagu kayak band-band kafe, itu sebenarnya menurut saya enggak perlu khawatir," kata Badai kepada kumparan, belum lama ini.
Menurut Badai eks Kerispatih, penyanyi atau band kafe tidak perlu khawatir karena bukan mereka yang membayar royalti.
"Penyelenggara atau pemilik outlet, pemilik restoran, pemilik gerai makanan, itulah yang wajib membayar royalti," tutur Badai.
Badai Eks Kerispatih soal Penyanyi Kafe Terkait Royalti
Menurut Badai, kekhawatiran dari penyanyi atau band kafe muncul karena kurangnya sosialisasi terkait pembayaran royalti.
"Ya, ini juga sebenarnya kesalahan pemerintah juga karena tidak mensosialisasikannya dengan benar, dengan baik," ucapnya.
Karena itu, Badai kembali menegaskan bahwa penyanyi atau band kafe tidak perlu khawatir terkait royalti.
"Tapi yang saya mesti tegaskan adalah untuk pelaku pertunjukan yang ada di kafe, itu enggak perlu khawatir karena bukan mereka yang harus bayar. Justru yang harus memikirkan ini adalah pemilik-pemilik kafe, restoran, bar, klub, hotel. Itu yang harus memikirkan membayarkan apa yang harus dibayarkan pada pencipta (lagu)," kata Badai.
Di hadapan majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK), sejumlah penyanyi yang kerap manggung di kafe, restoran, hotel, hingga pernikahan, mengaku takut membawakan lagu-lagu ciptaan musisi Indonesia. Ketakutan tersebut terkait dengan UU Hak Cipta.
Hal itu disampaikan para penyanyi saat bersaksi dalam sidang perkara Nomor 37/PUU-XXIII/2025. Kedua penyanyi itu adalah Rina Aprilla (Rinna April) dan Denny Rachman (Azum), yang kerap tampil bernyanyi dari satu acara ke acara lainnya.
Keduanya selaku penyanyi yang membawakan lagu-lagu milik orang lain mengaku khawatir, resah, dan takut untuk menyanyikan lagu-lagu yang diciptakan warga Indonesia karena adanya ancaman pidana penjara.
"Ternyata hal ini tidak dilakukan oleh saya saja, percakapan di WA (WhatsApp) Group Pelaku Seni Musik semua membicarakan ketakutan ini. Selain takut membawakan lagu-lagu dari pencipta yang sedang viral kasusnya, ada yang diinfokan jangan membawakan lagu ciptaan Pencipta A atau Pencipta B dan lain-lain. Akibat simpang siur informasi, kekhawatiran ini, intinya sampai ada yang mengambil kesimpulan tidak akan membawakan lagu-lagu ciptaannya pencipta Indonesia, lebih aman nyanyi lagu Barat saja," kata Rinna di Gedung MK, Kamis (31/7) dikutip dari laman MK.
"Padahal kami sangat senang membawakan lagu-lagu Indonesia, karena hal ini juga dapat meningkatkan popularitas lagu tersebut," sambungnya.