Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia dapat mengenakan sanksi baru terhadap China. Ini menjadi bagian dari upaya yang lebih luas Washington untuk menekan negara-negara yang berdagang dengan Rusia.
Awalnya Trump mengatakan ia akan menggandakan tarif terhadap India menjadi 50% pada akhir Agustus, seraya menuduh negara Asia Selatan itu membantu Moskow dalam konflik Ukraina dengan membeli minyak Rusia.
Kemudian dalam jumpa pers di Gedung Putih, ia mengaku berencana untuk memperluas tarif tambahan ke China, saat ditanya wartawan.
"Bisa saja terjadi. Tergantung bagaimana kita melakukannya," kata Trump Rabu waktu setempat, dikutip Kamis (7/8/2025).
"Anda akan melihat lebih banyak lagi. Anda akan melihat begitu banyak sanksi sekunder," ujarnya
India dan China memang dua negara pengimpor minyak Rusia terbesar. Kedua negara bahkan telah berjanji mempertahankan kepentingan ekonomi mereka meskipun ada tarif baru
Pada bulan April, Trump melancarkan perang dagang dengan China yang mendorong tarif balasan AS menjadi 145% dan tarif balasan Tiongkok menjadi 125%. Kedua negara adidaya tersebut mencapai gencatan senjata perdagangan pada bulan Mei, tetapi pembekuan sementara tersebut akan berakhir Selasa depan.
Perundingan perdagangan AS-China di Swedia pekan lalu menghasilkan kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata tarif. Tetapi tidak mencapai kesepakatan akhir.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas Perang Tarif, AS-China Tiba-Tiba 'Kelahi' Hebat Lagi soal Ini