
PT Pertamina (Persero) menyatakan akan tetap mengimpor komoditas energi dari Amerika Serikat (AS). Mulai dari liquefied petroleum gas (LPG) hingga minyak mentah, sebagai bagian dari upaya optimalisasi pasokan energi nasional.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menurunkan tarif impor produk Indonesia menjadi 19 persen, sementara barang dari AS tidak dikenai tarif sama sekali.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan impor minyak mentah dan LPG masih dilakukan. Bahkan, ke depan tidak menutup kemungkinan komoditas lain, seperti LNG, juga masuk dalam kerja sama energi tersebut.
“Sampai saat ini yang terbahas minyak mentah dan LPG bertahap, ya nanti kan ini kemarin baru MoU. Tentu setelah ini ada tahapan-tahapan juga yang harus kita lakukan, tentu bersama mitra dan juga di bawah koordinasi Kementerian,” ujar Fadjar saat ditemui usai konferensi pers Pertamina Eco Run Fest 2025, di Jakarta Pusat, Rabu (16/7).
Pada tahun 2024, Pertamina telah melakukan pengadaan LPG, di mana sekitar 57 persen dari total kebutuhan LPG nasional diperoleh melalui impor. Katanya, meskipun porsinya sudah dominan, peluang untuk meningkatkan pengadaan tetap terbuka, tergantung hasil negosiasi selanjutnya yang akan dilakukan bersama pemerintah.
Ia juga menambahkan, Pertamina telah melakukan penandatangan MoU dengan beberapa mitra AS terkait dengan optimalisasi pengadaan feedstock untuk kilang-kilang Pertamina di dalam negeri. Fadjar pun menyatakan bahwa Pertamina akan mendukung kebijakan pemerintah baik Indonesia dan AS, salah satu melalui kerja sama optimalisasi kilang minyak dari mitra AS.
“Terkait volume dan untuk nilai belum bisa kami sampaikan karena memang masih dalam proses negosiasi dan itu berkembang,” tutup Fadjar.
Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa tarif 19 persen ini harus dibayar mahal Indonesia karena Trump minta barang-barang AS yang masuk ke Indonesia bebas bea masuk alias tarif 0 persen. Menurutnya, kesepakatan ini menguntungkan dua negara.
“Kesepakatan bersejarah ini membuka seluruh pasar Indonesia bagi Amerika Serikat. Pertama kalinya dalam sejarah," kata Trump dalam cuitan di akun Truth Social pribadinya, Rabu (16/7).
Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Indonesia telah berkomitmen untuk membeli USD 15 miliar dalam bentuk impor barang energi dari AS, USD 4,5 miliar dalam impor produk pertanian Amerika, dan pembelian 50 pesawat Boeing, banyak di antaranya tipe 777.
“Untuk pertama kalinya, peternak, petani, dan nelayan kita akan memiliki akses penuh dan total ke pasar Indonesia yang berjumlah lebih dari 280 juta orang,” lanjutnya.
Selain itu, Indonesia akan membayar kepada Amerika Serikat tarif sebesar 19 persen untuk semua barang yang mereka ekspor ke AS. “Sementara ekspor AS ke Indonesia akan bebas dari tarif dan hambatan non-tarif,” kata Trump mengulangi lagi isi kesepakatan mereka.