NVIDIA dan AMD sepakat untuk membayar 15% dari pendapatan penjualan chip AI mereka ke China kepada Pemerintah AS. Presiden AS Donald Trump sebelumnya meminta 20 persen dari hasil pendapatan penjualan chip.
Menurut laporan The New York Times, CEO NVIDIA, Jensen Huang, mencapai kesepakatan dengan Presiden Donald Trump beberapa hari sebelum Departemen Perdagangan memberikan izin kepada perusahaan tersebut untuk menjual chip AI.
Presiden Donald Trump mengkonfirmasi laporan kesepakatan tersebut dalam konferensi pers pada Senin (11/8). Ia menurunkan persentase 20% menjadi 15% setelah negosiasi ulang dengan Huang.
"Saya bilang (ke Huang) 'dengar, saya ingin 20% jika (kamu mau saya) menyetujui ini untuk Anda, untuk negara ini,'" kata Trump dilansir The Verge.
"Dan dia (Huang) berkata, 'Bisakah Anda membuatnya menjadi 15%?' Jadi, kami menegosiasikan kesepakatan kecil."
Kesepakatan ini dapat menghasilkan pendapatan sebesar 2 miliar dolar AS atau Rp 32 Triliun (kurs Rp 16.284) per tahun bagi pemerintah AS.
Pada April lalu, AS membatasi penjualan chip AI ke China. Sejak saat itu NVIDIA dan AMD mencoba bernegosiasi mencoba mematuhi Permintaan AS. Chip H20 NVIDIA dan MI308 AMD merupakan versi ringkas dari GPU mereka yang berfokus pada AI. Chip ini dirancang untuk mematuhi aturan ekspor AS ke China.
Minggu lalu, chip H20 NVIDIA sempat menuai kekhawatiran China. Chip ini bisa saja memiliki celah kerentanan keamanan karena punya akses backdoor.
Hal ini diungkapkan dari sebuah akun Yuyuan Tantian yang terafiliasi dengan stasiun televisi negara, China Central Television (CCTV), dalam artikel yang diterbitkan di WeChat, mengatakan bahwa chip H20 juga tidak canggih secara teknologi apalagi ramah lingkungan.
“Ketika suatu jenis chip tidak ramah lingkungan, tidak canggih, dan tidak aman, sebagai konsumen, kita tentu memiliki pilihan untuk tidak membelinya,” kata artikel tersebut, dilansir Reuters.
Chip H20 dikembangkan oleh NVIDIA untuk pasar China setelah AS memberlakukan pembatasan ekspor terhadap chip kecerdasan buatan canggih akhir 2023 lalu. Pemerintah AS melarang penjualan chip tersebut pada April di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat dengan China.