PRESIDEN Prabowo Subianto membentuk Badan Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa dan menunjuk Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Didit Herdiawan Ashaf untuk memimpin badan ini.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan badan ini dibentuk untuk kepentingan pembangunan tanggul laut raksasa sepanjang Pantura. Pembangunan Giant Sea Wall itu untuk melindungi wilayah pesisir dari banjir rob dan penurunan muka tanah.
Berdasarkan data yang ada, kata dia, setiap tahun terjadi penurunan muka tanah di pantai utara Jawa, sementara rob sudah hampir rutin terjadi di sejumlah wilayah. "Untuk melindungi hampir kurang lebih 20 juta warga yang tinggal di pesisir Pantai Utara," kata dia di Istana Negara, Senin, 25 Agustus 2025.
Prasetyo menambahkan, badan ini dibentuk Presiden untuk merancang, membangun, sekaligus mengelola proyek tanggul laut utara Jawa. Keberadaan Badan Otorita Pantura diharapkan mampu mempercepat penanganan rob sekaligus melindungi jutaan warga di pesisir pantai utara Jawa.
Untuk struktur kepemimpinan, badan ini terdiri atas seorang kepala dan dua wakil kepala. Dua wakil kepala tersebut diisi oleh Darwin Trisna Djajawinata selaku salah satu perwakilan Danantara dan Suhajar Diantoro yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri.
Menurut Prasetyo, penunjukan dua wakil kepala didasarkan pada kebutuhan teknis, bukan tafsir politik. “Kenapa dua wakil? Karena pengelolaan Pantura pasti bersinggungan dengan investasi, maka satu unsur wakil diambil dari Danantara. Sedangkan satu lainnya mewakili pemerintah, khususnya Kementerian Dalam Negeri, mengingat proyek ini akan bersentuhan dengan lima provinsi di Pulau Jawa,” kata dia dikutip dari Antara, Senin, 25 Agustus 2025,
Prasetyo menyebut keberadaan Badan Otorita Pantura diharapkan mampu mempercepat penanganan rob sekaligus melindungi jutaan warga di pesisir Pantura Jawa.