
PM Malaysia Anwar Ibrahim menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (27/6). Anwar dan Prabowo membahas banyak hal mulai dari ekonomi hingga geopolitik kawasan.
Anwar dan Prabowo sempat membahas konflik Myanmar yang tak kunjung usai. Bahkan, Anwar mengatakan telah meminta bantuan kepada Prabowo agar mengerahkan militer ke Myanmar.
"Kita minta jasa baik Bapak Presiden untuk menggunakan perupayaan militer, intelligent bukan militer serangan, untuk sampai ke sana berunding dapat kesepahaman dari semua kelompok kumpulan di Myanmar," kata Anwar.
Anwar menjelaskan, Indonesia mempunyai banyak pengalaman dalam meredam konflik. Oleh sebab itu, ia optimistis militer Indonesia dapat diberdayakan dalam meredam konflik Myanmar.
"Seperti yang kita ketahui Myanmar, karena tekad kita untuk menyelesaikan dengan baik itu didukung oleh Indonesia, Indonesia mempunyai pengalaman sejarah untuk mengurangkan tekanan konflik kelompok-kelompok di Myanmar," ucap Anwar.

Setelah konferensi pers bersama, Prabowo bersama Anwar sempat terlihat berbincang dengan Kepala BIN Herindra. Belum diketahui apa yang mereka bahas.
Namun, mereka bertiga terekam sempat berbicara lama sebelum akhirnya Anwar pergi meninggalkan Istana dengan diantar Prabowo.
Kudeta militer pada 2021 mendorong Myanmar ke dalam kekacauan. Perlawanan bersenjata meluas, ekonomi hancur, dan lebih dari 20 juta orang kini membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Meski berada di situasi kritis, junta militer tetap berencana menggelar pemilu, yang banyak dikritik sebagai upaya mempertahankan kekuasaan melalui proksi.
Untuk menekan junta militer, ASEAN menunjuk mantan diplomat Malaysia, Othman Hashim, sebagai utusan khusus untuk krisis Myanmar. Ia ditugaskan membangun dialog dengan berbagai pihak di Myanmar demi mendorong solusi damai.