
Antrean parah terjadi di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, pada Rabu (16/7). Pemicunya adalah demo dari sopir-sopir truk—sejumlah sopir memblokir jalan.
Yang didemo adalah kebijakan pengecekan kelaikan kapal yang membuat sejumlah kapal dilarang beroperasi.
Adhi (40 tahun), warga BSD, Tangerang Selatan, menjadi korban antrean "horor" tersebut.
Ia bersama istri dan 5 anaknya hendak pulang ke BSD setelah liburan di Bali.
"Pukul 12.15 WITA sudah macet, pukul 13.00 WITA tidak bergerak sama sekali," ujar Adhi kepada kumparan, Rabu (16/7).

Tadinya, Adhi sempat mau beristirahat di hotel dekat pelabuhan karena anak-anaknya capek, tapi akhirnya perjalanan dilanjutkan karena ada info kapal-kapal beroperasi sehingga antrean bergerak maju.
Ternyata, tidak.
"Pukul 20.45 WITA, ini masih 2-3 kilometer dari pintu pelabuhan," ujar Adhi.
Adhi dan keluarga menunggu dengan pasrah. "Bensin dari full sampai kurang dari setengah tangki. Enggak ada yang jualan bensin," ujar pengusaha sanggar tari di BSD itu.
Terkini, pukul 21.00 WITA, kondisi antrean bergerak pelan, Adhi pun sudah membayar uang retribusi Rp 3.000 di area depan pelabuhan.
Berikut foto-foto macet tersebut:



