Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Sejak kamis (28/8), tragedi yang menimpa Affan Kurniawan, salah satu driver online yang meninggal usai ditabrak mobil rantis kepolisian saat melakukan pembubaran massa di Jakarta. Insiden tersebut memicu kemarahan warga Indonesia diberbagai kota besar lainnya untuk turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka kepada pemerintah.
Surabaya memanas, sejumlah posko dan kantor kepolisian sektor di wilayah Polrestabes Surabaya dibakar oleh oknum. Selain itu, sisi timur dan sisi barat Gedung Negara Grahadi juga tidak luput dari kobaran api yang menghanguskan ruang kerja Wakil Gubernur Jawa Timur dan sejumlah peralatan kerjanya. Pasalnya, sejumlah bangunan tersebut adalah Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang memiliki aset nilai sejarah kota.
Pemerintah Kota Surabaya melakukan tindakan cepat untuk mengantisipasi perihal tersebut tidak terulang kembali. Dinas Pendidikan Kota Surabaya melalui Surat Edaran (SE) hasil kordinasi dengan kepala sekolah se Kota Surabaya untuk melaksanakan proses belajar mengajar menggunakan daring atau online dari rumah masing-masing, khususnya sekolah yang berada di zona merah dekat dengan aksi unjuk rasa.
Kepala Sekolah SDN Kaliasin 1 Surabaya, Sastro menceritakan pengalamannya saat terjebak disekolah bersama beberapa guru hingga pulang larut menunggu situasi mereda. “Saya melihat beberapa kepulan asap gas air mata ada yang masuk ke halaman sekolah, maka saya suruh semua masuk kedalam ruangan hingga benar-benar aman, ini menakutkan sekali kejadiannya langsung didepan mata,”ujarnya.
Selain itu, ia juga mengkhawatirkan jika masih terdapat siswa dan siswi yang sekolah disaat situasi yang genting seperti ini yang dapat membahayakan mereka. “Keputusan Dinas Pendidikan ini tepat, karena situasinya saat ini belum kondusif dan guru-guru sudah dipersiapkan untuk daring karena waktu covid-19 mereka sudah terbiasa,” imbuhnya saat melihat jadwal daring sejak tanggal 1-4 September.
Siswi kelas 2 SD Sekolah Murid Merdeka (SMM) Gubeng Surabaya, Humaira Putri merasa kecewa tidak dapat bertemu temannya. “Bu guru bilang ada orang-orang yang lagi berkumpul bersama-sama di pusat kota, jadi ketemu teman-teman lewat tab,” ujarnya.
Situasi Kota Surabaya saat ini sedang dalam proses pemulihan. Sejumlah petugas memperbaiki jalan, bangunan dan fasilitas umum yang terdampak. Disisi lain, terdapat juga tulisan-tulisan poster dari warga dan pemerintah untuk ajakan saling menjaga ketentraman dan tidak rusuh.(Dipta Wahyu)