Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Sosial Agus Jabo menegaskan kasus anak, RY (4) yang meninggal akibat infeksi cacing di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi bukti pentingnya keberadaan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Keluarga dari kasus ini kemarin tidak masuk ke data DTSEN. Makanya kepala daerah melalui dinas sosial harus aktif memetakan kondisi masyarakat dan bekerja sama,” kata Agus, yang ditemui selepas penutupan agenda Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat di Jakarta, Kamis
Agus menilai keluarga rentan seperti orang tua RY, seharusnya segera tercatat dalam basis data DTSEN agar bisa mendapat bantuan sosial maupun intervensi pemerintah.
Menurut dia, pendamping keluarga Program Keluarga Harapan (PKH) yang tersebar di setiap daerah ditugaskan untuk membantu, memastikan keluarga dengan tingkat ekonomi terendah (desil 1) terdata, sehingga intervensi bisa dilakukan cepat dan berkelanjutan baik oleh Kementerian Sosial maupun kementerian/lembaga lain. “Yang penting masuk data dulu,” ujarnya.
Kementerian Sosial kini sudah turun tangan mengurus keluarga RY. Kakak korban yang berusia tujuh tahun sedang dalam asesmen untuk dipindahkan ke Sentra Phalamatra Kementerian Sosial di Sukabumi, sementara kedua orang tuanya yang sakit juga akan direhabilitasi. “Jadi semua kita urus,” kata dia.
Sebelumnya RY (4), bocah asal Kampung Padangenyang, Sukabumi, meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing.
Ia berasal dari keluarga tidak mampu dengan ayah yang sakit-sakitan dan ibu yang mengalami gangguan jiwa. Mereka tinggal di rumah bilik panggung yang bagian bawahnya dipenuhi kotoran ayam, diduga menjadi sumber infeksi cacing.
sumber : Antara