athiya tsanita ambami
Agama | 2025-08-23 20:10:12

Banyak orang mengira amanah itu cuma urusan besar, kayak memimpin organisasi, mengatur keuangan, atau mengelola proyek besar. Padahal, amanah justru sering hadir di momen-momen kecil yang bahkan tidak kita sadari. Sebagai pelajar atau mahasiswa, amanah bisa sesederhana datang tepat waktu ke kelas, mengerjakan tugas sesuai kesepakatan, atau menjaga buku yang kita pinjam dari perpustakaan. Hal-hal ini mungkin terlihat remeh, tapi dari situlah karakter kita diuji dan dibentuk. Di lingkungan kampus, amanah itu juga soal menjaga kepercayaan. Misalnya, teman cerita rahasia tentang keluarganya dan minta kita jangan bilang ke siapa-siapa. Nggak ada yang bakal tahu kalau kita cerita ke orang lain, tapi kita sendiri tahu kalau itu melanggar amanah. Sama halnya waktu kita jadi anak kost-an. Bisa saja kita asal pakai peralatan kebersihan dikosan seperti sapu atau pel cuek saat inventaris kebersihannya rusak, tapi sadar bahwa itu bukan milik pribadi membuat kita belajar untuk lebih hati-hati dan bertanggung jawab. Amanah juga bukan cuma urusan ke orang lain, tapi ke diri sendiri. Pernah nggak, kamu bikin target belajar, “Pokoknya minggu ini harus nyicil belajar materi ujian,” tapi malah tergoda buat scrolling media sosial seharian? Itu juga bentuk amanah yang tidak kita tepati. Menjaga janji sama diri sendiri melatih kita untuk disiplin. Mungkin orang lain nggak akan peduli kalau kita gagal, tapi kebiasaan mengabaikan janji ke diri sendiri bikin kita terbiasa menunda dan akhirnya susah dipercaya orang lain. Kadang amanah terasa berat bukan karena sulit, tapi karena tidak ada yang mengawasi. Justru di situlah letak tantangannya: mau nggak kita melakukan yang benar meskipun nggak ada yang lihat? Orang yang bisa menjaga amanah kecil tanpa sorotan biasanya juga akan dipercaya memegang amanah besar. Kalau dipikir-pikir, amanah itu kayak benih. Kalau kita rawat dari kecil, dia akan tumbuh kuat dan berbuah manis di masa depan. Sebaliknya, kalau dari awal kita cuek, benih itu akan layu sebelum berkembang. Dalam kehidupan mahasiswa, benih itu bisa berupa tugas sederhana, peran kecil di kepanitiaan, atau janji sepele ke teman. Tapi saat kita jaga, semua itu jadi modal kepercayaan yang akan kita bawa ke dunia kerja dan kehidupan dewasa nanti. Jadi, amanah memang tidak selalu tentang hal besar. Kadang, justru amanah kecil yang kita jaga hari ini adalah yang akan membuka jalan untuk kita dipercaya memegang tanggung jawab yang lebih besar di masa depan. Dan percaya deh, kepercayaan itu nilainya jauh lebih mahal daripada sekadar nilai A di transkrip kuliah. Pada akhirnya, amanah adalah cermin dari siapa diri kita, bahkan ketika tidak ada yang memperhatikan. Bukan besarnya tanggung jawab yang menentukan nilai amanah, tetapi kesungguhan kita menjaganya. Mulailah dari hal-hal kecil seperti tepat waktu, menepati janji, menjaga titipan, dan memegang rahasia. Karena ketika kita terbiasa memelihara amanah kecil, dunia akan percaya kita mampu menjaga amanah besar. Ingatlah, kepercayaan itu seperti kaca: sekali retak, sulit kembali utuh. Maka jagalah ia sebaik mungkin, sebelum kesempatan itu hilang selamanya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.