
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, bakal menambah pompa penyedot lumpur di Waduk Pluit, Jakarta Utara. Sebab, menurutnya, pengangkatan lumpur saat ini masih kurang efektif hanya dengan menggunakan alat berat.
"Jadi yang paling pertama, tadi saya sampaikan kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup, memang harus ada modernisasi. Ini kan masih bergantung kepada alat berat, ekskavator, untuk mengambil lumpurnya," kata Pramono saat meninjau Waduk Pluit, Jakarta Utara, Selasa (29/7).
Ia mengungkapkan, di negara-negara maju, saat ini sistem pengangkutan lumpur di tempat penampungan air sudah menggunakan pompa. Namun, untuk diterapkan di Waduk Pluit, perlu ada perencanaan yang panjang karena harganya yang tak murah.

"Dan cost-nya untuk pompa, saya harus mengatakan apa adanya, memang harus direncanakan dari sekarang karena pasti tinggi sekali," ungkapnya.
Pramono menjelaskan, hal ini menjadi penting karena Waduk Pluit merupakan salah satu lokasi penampungan air yang utama di Jakarta.
"Ini adalah waduk yang paling prioritas, utama. Dan termasuk ada 3 pompa di sini yang melayani daerah VVIP, termasuk Istana dan sebagainya," jelas dia.
"Kenapa saya datang ke sini? Saya ingin melihat persiapan kalau kemudian ada peristiwa banjir. Karena bagaimana pun tindakan untuk pencegahan ini menjadi jauh lebih baik," tambahnya.
Dia menambahkan, Waduk Pluit memiliki luas sekitar 80 hektare dan dilengkapi dengan pompa air bertenaga besar untuk mencegah terjadinya banjir.
"Di sini kemampuan pompanya secara keseluruhan adalah 39 meter kubik per detik. Jadi cukup tinggi, dan ada alat kurang lebih 10 unit yang terus beroperasi," tutur Pramono.
"Sehingga saya sampaikan kepada Kepala Dinas terkait untuk tetap ini dirawat dijaga supaya kalau ada apa-apa Jakarta tetap terkendalikan dengan baik," sambungnya.