
Film Believe, produksi Bahagia Tanpa Drama dan Celerina Judisari Production, digarap oleh sutradara Rahabi Mandra dan Arwin Tri Wardhana. Film ini mengangkat kisah ayah dan anak di balik Operasi Seroja pada 1975 silam.
Menurut Arwin, dua sutradara sangat dibutuhkan untuk menggarap cerita dan teknis film Believe yang sangat kompleks.
"Ternyata memang iya (harus dua sutradara). Karena lumayan kompleks. Selain periodik (1975), ada drama dan action yang kuat. Jadi butuh dua sutradara yang digabungkan," ungkap Arwin saat berkunjung ke kumparan, belum lama ini.

Arwin dan tim produksi juga melakukan riset panjang demi mempertahankan otensitas dalam film Believe.
"Kami riset lumayan panjang. Butuh otentisitas. Karena sekarang banyak saksi hidupnya. Jadi dari seragam, senjata, kami cari supaya sama kayak aslinya. Kalau enggak ada ya kita bikin," jelas Arwin.
Angkat Kisah Anak Prajurit dan Ayahnya
Film ini diangkat dari kisah nyata buku biografi Believe: Based on a True Story of Faith, Dream, and Courage. Believe merekam perjuangan prajurit Indonesia dalam Operasi Seroja tahun 1975 hingga 1999.
Selain perang, produser Celerina Judisari memastikan Believe dibungkus dengan pendekatan yang sangat personal dan humanis.
"Bahwa terjadi pertempuran besar 1975 itu menarik secara visual. Secara komersial ada, sejarah juga ada. Aku menawarkan, ada latar belakang perang. Tapi ada juga pentingnya hubungan ayah dan anak," jelas Celerina.

"Agus menjalani kehidupan anak prajurit, dan ayahnya menyatakan cinta dengan cara berbeda. Itu bisa terungkap dengan baik dalam film ini," lanjutnya.
Film ini menghabiskan 39 hari syuting dan 45 hari persiapan. Hasilnya bisa ditonton di bioskop seluruh Indonesia mulai 24 Juli.