
Perbatasan Kamboja-Thailand memanas setelah baku tembak pecah sejak, Kamis (24/7) pagi. Sengketa yang terus berulang ini memiliki akar sejarah panjang yang berawal lebih dari seabad lalu, ketika Prancis masih menjadi kekuatan kolonial di Indochina.
Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber yang dilakukan kumparan, sengketa tersebut bermula ketika Prancis menetapkan batas wilayah protektorat Kamboja--saat itu bagian dari Indochina Prancis--dengan kerajaan Siam (cikal bakal Thailand) melalui Perjanjian Prancis-Siam 1904. Perjanjian ini menetapkan bahwa perbatasan akan mengikuti garis punggung Pegunungan Dangrek (watershed line).
Pada peta awal, kuil Preah Vihear--tempat bersejarah sekaligus situs keagamaan bagi masyarakat Kamboja--dimasukkan ke wilayah Siam. Namun, peta yang kemudian dibuat Komisi Delimitasi Campuran Prancis-Siam pada 1907 menempatkan kuil tersebut di dalam wilayah Kamboja.
Peta tersebut tetap digunakan hingga Kamboja merdeka dari Prancis pada 1953. Thailand, yang menilai peta itu tidak akurat, kemudian menempatkan pasukan di sekitar reruntuhan kuil pada 1954 usai mengusainya setelah Perang Dunia Kedua dan mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari negaranya.
Kamboja yang menolak klaim Thailand membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional (ICJ). Thailand sempat mengajukan keberatan atas yurisdiksi pengadilan, tetapi keberatan itu ditolak pada 26 Mei 1961.

Dalam putusan pokok perkara pada 15 Juni 1962, ICJ memutuskan bahwa kuil Preah Vihear berada di wilayah Kamboja berdasarkan voting 9-3 yang merujuk pada batas-batas yang digambar pada peta 1907. Pengadilan juga mewajibkan Thailand menarik pasukan militernya serta mengembalikan benda-benda yang dipindahkan dari reruntuhan sejak 1954.
Meski demikian, konflik tidak benar-benar berakhir. Pada Februari 2011, bentrokan bersenjata kembali terjadi di perbatasan sekitar kuil tersebut, menewaskan puluhan prajurit dan warga sipil. Kamboja kemudian kembali membawa kasus ini ke ICJ.
Pada 2013, ICJ memperkuat putusan sebelumnya dengan menegaskan bahwa seluruh area di sekitar kuil Preah Vihear--yang menjadi titik sengketa--adalah bagian dari wilayah Kamboja, dan Thailand wajib menghormati putusan tersebut.