Bayangkan: 3,1 juta anak Indonesia masih menunaikan hari-hari belajar tanpa akses air bersih di sekolah. Menyedihkan, mengganggu konsentrasi, bahkan bisa jadi tak layak disebut “hari belajar” sama sekali. Padahal, mencuci tangan sederhana saja bisa menurunkan risiko penyakit diare hingga hampir setengahnya andai air dan sabun tersedia secara rutin.
Menurut pengumuman resmi dari Kemendikbudristek pada Februari 2024, masih terdapat sekitar 3,1 juta siswa Indonesia yang belum memiliki akses ke sumber air bersih di sekolah mereka.
Selain itu, 8,9 juta anak belum memiliki akses ke sarana sanitasi yang layak, sementara hanya tiga dari empat sekolah di semua jenjang pendidikan yang menyediakan fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Ada tiga dampak langsung: pertama, potensi penyakit menular seperti diare meningkat drastis; kedua, konsentrasi belajar menurun karena dehidrasi atau kondisi tidak nyaman; ketiga, secara budaya, perilaku hidup bersih belum terbentuk padahal sekolah adalah tempat ideal untuk membentuk kebiasaan baik sejak dini.
Pemerintah punya berbagai upaya untuk menanggulanginya. Mereka sudah menyiapkan sejumlah jalur, mulai dari menyusun Peta Jalan Sanitasi Sekolah 2024–2030 yang diluncurkan Kemendikbudristek menargetkan eksekusi DAK untuk toilet baru dan rehabilitasi, hingga dorongan agar pemda dan sekolah mengalokasikan anggaran PHBS secara mandiri.
Tapi tantangan terbesar adalah implementasi di lapangan, koordinasi antar lembaga, dan alokasi anggaran tepat guna.
Seluruh pihak harus ikut bergerak. Misalnya, program “Guardiancares” oleh Guardian Indonesia bekerja sama dengan Human Initiative berikhtiar membangun sumur dan memperbarui fasilitas sanitasi di sekolah-sekolah terpilih di Banten, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Mereka juga menjalankan edukasi PHBS dan telah mencapai lebih dari 50.000 anak sejak awal program hingga 2025.
Tetapi... apa artinya 50 ribu dibanding 3,1 juta anak yang masih belum terlayani? Kita butuh lebih banyak swasta, bukan hanya satu atau dua tapi puluhan, bahkan ratusan, yang berkomitmen nyata dan berkelanjutan dalam menyediakan air bersih dan sanitasi layak di sekolah. Tidak hanya di kota besar, tapi hingga pelosok negeri.
Jadi kalau kamu aktif di sekolah, LSM, pemerintah daerah, atau media—pertimbangkan untuk mendukung atau menginisiasi program serupa. Sediakan filter air, sumur, tangki penampung, atau sarana cuci tangan dengan sabun. Cegah penyakit dimulai dari yang sederhana: air bersih.