Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merespons aspirasi 17+8 yang belakangan ramai disebut sebagai tuntutan publik. Ia menegaskan pihaknya mendengarkan dengan terbuka dan mendorong dialog bersama untuk mencari solusi.
"[Tuntutan] 17+8. Kita ikuti semua, saya sudah baca satu per satu 17+8 yang menjadi aspirasi dari berbagai kalangan terutama mereka yang turun ke jalan kemarin. Ada sejumlah isu yang dianggap urgent tentunya saya menyikapinya dengan terbuka," kata AHY di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (4/9).
AHY menyebut, meski menjabat Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur, ia juga hadir sebagai pemimpin partai yang perlu menanggapi aspirasi publik. Ia menilai dialog yang dibuka DPR RI maupun pemerintah patut diapresiasi karena memberi ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan pandangan.
"Tentu dalam kapasitas saya juga sebagai Ketua Umum Partai Demokrat saya mengatakan kalau ada yang memang segera perlu kita duduk bersama, mendengarkan dan saya mengapresiasi dialog-dialog yang sudah dibuka dari DPR RI dan juga tentunya pemerintah," ujarnya.
Menurut AHY, aspirasi yang muncul mencakup berbagai sektor, mulai dari isu ekonomi, hukum, hingga keadilan. Ia menegaskan pentingnya menjaga agar saluran komunikasi tidak tersumbat.
"Saya juga menyambut baik, jika dialog-dialog itu dibuka dengan baik, salurannya tidak tersumbat, sehingga kita bisa mencari solusinya bersama," pungkasnya.
Gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat muncul sebagai respons terhadap unjuk rasa besar di berbagai kota yang menyoroti isu seperti tunjangan anggota DPR, biaya hidup tinggi, dan ketimpangan kebijakan publik.
Angka 17+8 merujuk pada tanggal 17 Agustus (HUT RI ke-80) dan merupakan motto gerakan yang terdiri dari:
1. 17 tuntutan jangka pendek (diharapkan diselesaikan dalam satu minggu),
2. 8 tuntutan jangka panjang (diharapkan terwujud dalam setahun)