Aktor Aditya Zoni menceritakan pengalamannya main dalam film Menjelang Magrib 2. Salah satu hal yang menarik bagi Aditya adalah ketika ia harus menjalani proses syuting di kaki Gunung Papandayan.
Aditya Zoni mengungkapkan bahwa dirinya harus mengulang satu adegan sampai 12 kali. Menurut Aditya, udara dingin membuatnya tidak fokus berdialog.
"Syuting di kaki Gunung Papandayan itu luar biasa dinginnya. Kami pernah sampai ke suhu 11 derajat. Di atas gunung, sampai enggak kuat. Dialog saja bisa di-take berkali-kali karena aku enggak bisa fokus saking dinginnya," kata Aditya dalam konferensi pers, belum lama ini.
Aditya mengungkapkan kondisi yang membuatnya harus mengulang adegan hingga 12 kali.
"Pas omong, uap sudah ke mana-mana dari mulut. Sampai 12 kali take, padahal cuma adegan dialog biasa. Tapi karena pengucapan dalam suhu dingin, gemetar. Jadi itu yang diulang-ulang terus," tuturnya.
Sinopsis Film Menjelang Magrib 2 yang Dibintangi Aditya Zoni
Film Menjelang Magrib 2 digarap oleh sutradara Helfi Kardit. Diproduksi Helroad Films, film ini mengangkat kisah pemasungan pada 1920 di era penjajahan Belanda.
Helfi mengangkat sisi kelam masa kolonial, termasuk bangunan peninggalan Belanda yang banyak menyimpan kisah mistis.
"Dalam part 2 ini, saya menyajikan cerita yang lebih gelap tentang kultur masa kolonial yang sarat ketimpangan sosial. Tema pasung saya angkat karena memang berdasarkan pengalaman pribadi saya waktu tinggal di Sumatera," ucap Helfi.
Film dengan judul lengkap Menjelang Magrib 2: Wanita Yang Dirantai ini merupakan salah satu film yang sepenuhnya dibuat atas visi Helfi.
"Jadi bukan sekadar bikin film sebagai job, bagian dari industri, tapi dengan visi yang kuat," ungkap Helfi.
Helfi mengungkapkan perbedaan Menjelang Magrib 2 dengan film pertamanya. Perbedaan ini terlihat dari segi teknik.
Film Menjelang Magrib pertama menggunakan docustyle, genre yang jarang ada di bioskop Indonesia.
"Untuk yang kedua ini dibuat normalnya feature film. Yang kedua ini spin off dari yang pertama," kata Helfi.