Empat motor milik mahasiswa yang sedang menempuh Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif di Lumajang raib digondol maling. Tiga dari motor itu adalah milik mahasiswa dari Universitas Jember (Unej).
Dari informasi yang dihimpun, pencurian itu terjadi tiga hari berturut-turut, yakni pada tanggal 6, 7, 8 Agustus 2025.
Lokasinya ada di dua posko KKN berbeda. 2 motor hilang di posko KKN Desa Alun-Alun, Kecamatan Ranuyoso; dan 2 lainnya hilang di posko KKN Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang.
Akibatnya peristiwa tak menyenangkan ini, Unej menarik 1.307 mahasiswa yang mengikuti KKN tahun 2025.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unej, Prof. Yuli Witono, mengatakan penarikan mahasiswa itu sudah dilakukan pada Sabtu (9/8).
Yuli menyampaikan, alasan menarik ribuan mahasiswanya yang KKN itu untuk memberikan keamanan.
"Total ada 307 (mahasiswa) yang kita tarik, untuk memastikan bahwa kami tentu menjaga keselamatan jiwa anak-anak itu jauh lebih penting , daripada kita memikirkan aset. Aset anak-anak penting tapi keselamatan jiwa juga penting," kata Yuli saat konferensi pers, Selasa (12/8).
Yuli mengatakan, meski ditarik dari penempatan KKN, mahasiswa tak perlu khawatir karena kampus memberi dispensasi nilai.
"Mahasiswa kita berikan dispensasi tapi dengan kompensasi yaitu kita telah menyiapkan instrumen penilaian, anak-anak tidak perlu khawatir karena sebagai besar programnya di desa itu sudah selesai," ucapnya.
"Anak-anak tinggal evaluasi, membuat laporan, bikin video, asesmen dan mungkin sosialisasi," tambahnya.
Namun, jika kelompok KKN telah memiliki kecocokan dan situasi di desa penempatan kondusif, maka mahasiswa diharapkan melanjutkan programnya.
"Hal ini kalau sudah ada chemistry dengan desa, desanya sudah baik, kami minta untuk tetap diteruskan dengan cara-cara khusus. Tapi juga yang kita tempatkan itu pada basis desa atau wilayah asal. Tentu anak-anak juga punya hubungan yang baik dengan desa. Jadi tidak perlu khawatir," katanya.
Ia berharap peristiwa ini menjadi refleksi bagi pemerintah maupun pihak berwajib untuk ditangani secara serius.
"Ini jadi catatan, kita terus improvement hal-hal yang kurang baik, termasuk juga wilayah-wilayah yang kurang kondusif, karena kita membangun ini tidak bisa sendirian. Kita perlu kolaborasi dengan seluruh pihak. Maka sinergi ini harus dilakukan dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, menyikapi kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang dialami mahasiswa KKN di Kabupaten Lumajang, Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim turun membantu Polres Lumajang memburu pelaku.
"Tim sudah bergerak untuk melacak keberadaan pelaku. Perbantuan personel ini untuk mendukung kinerja jajaran Satreskrim Polres Lumajang," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast.
"Tim di lapangan bekerja siang dan malam. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk membasmi kejahatan jalanan ini," tambahnya.