SEBANYAK 72 santri dari salah satu pondok pesantren di Depok, Jawa Barat, keracunan massal. Para santri langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimbob. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Brimob Ajun Komisaris Besar Polisi Arinando Pratama mengatakan, dari 72 santri itu, sebanyak 32 orang lainnya masih menjalani perawatan intensif.
Arinando menuturkan, RS Bhayangkara Brimob pada pada Senin, 1 September 2025, mendapat informasi kedatangan sejumlah santri yang mengalami hampir sama gejalanya, yaitu mengeluh pusing, lemas, mual, muntah, dan buang air besar dalam jumlah yang sering.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"57 santri yang datang langsung ditangani tim medis Rumah Sakit Bayangkara Brimob. Setelah dilakukan triase, penanganan awal, sebanyak 32 di antaranya mesti menjalani perawatan lebih lanjut berupa rawat inap, pemberian cairan, dan penanganan oleh dokter spesialis anak," ujar Arinando saat dikonfirmasi, Rabu, 3 September 2025.
Arinando menerangkan, dari 57 santri yang datang ke RS Bhayangkara pada 1 September, 26 di antaranya dibolehkan pulang dan melakukan rawat jalan. Sampai tanggal 3 September 2025, kata dia, sudah didapatkan total 72 santri yang mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Bayangkara Brimob.
Dari 72 itu, Arinando menjelaskan, 42 di antaranya memerlukan perawatan lebih lanjut, yaitu rawat inap, karena gejala dehidrasi, kurang cairan. Pada tanggal 3 September ini, sebanyak 10 santri bisa pulang. Adapun jumlah tersisa saat ini sejumlah 32 santri yang masih memerlukan penanganan lanjut.
Dalam menangani kasus keracunan ini, Arinando menegaskan, berkoordinasi dengan Puskesmas Tugu dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok. Dari dinas kesehatan, secara cepat langsung menurunkan tim surveillance untuk mengidentifikasi, mencari tahu, serta mengambil sampel dari muntahan para santri untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut," paparnya.
"Kami harapkan dalam beberapa hari ke depan, kondisi para santri akan semakin membaik dan tentunya dapat sehat kembali dan dapat kembali ke pesantren untuk melaksanakan aktivitas seperti biasa," ujar Arinando.