Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada Jumat (22/8) setelah investor memborong saham menyusul sinyal dari Ketua Federal Reserve (The Fed) AS Jerome Powell yang mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat dalam pidatonya.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 846,24 poin atau 1,89 persen menjadi 45.631,74, melampaui rekor penutupan sebelumnya pada 4 Desember 2024. Indeks S&P 500 (.SPX) menguat 96,74 poin atau 1,52 persen ke 6.466,91, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) melonjak 396,22 poin atau 1,88 persen menjadi 21.496,54.
Komentar Powell membuka peluang adanya pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan September, meskipun ia menekankan bahwa keputusan tetap akan bergantung pada data ketenagakerjaan dan inflasi yang akan dirilis sebelum itu.
“Powell melakukan apa yang paling baik dilakukan oleh para bankir sentral di Jackson Hole, menjaga pintu tetap terbuka,” kata Nigel Green, CEO deVere Group.
“Pemangkasan suku bunga pada September akan memberi kepastian bagi rumah tangga dan dunia usaha bahwa bank sentral tidak tinggal diam. Menunda hanya akan meningkatkan risiko pendaratan keras,” lanjut Nigel.
Pasca pernyataan Powell, trader meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga September menjadi hampir 90 persen, naik dari sekitar 75 persen sebelum komentarnya.
Sepuluh dari 11 subsektor S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi, dengan sektor konsumer diskresioner memimpin kenaikan 3,18 persen. Indeks Philadelphia Semiconductor naik 2,7 persen, sementara sebagian besar saham teknologi berkapitalisasi besar juga menguat. Tesla memimpin dengan kenaikan 6,2 persen. Indeks Russell 2000 yang sensitif terhadap suku bunga melonjak 4,1 persen, mencapai level tertingginya tahun ini.
Dengan kenaikan pada Jumat (22/8), S&P 500 berhasil memutus tren penurunan lima hari yang dipicu aksi jual besar-besaran saham teknologi raksasa pekan ini. Untuk sepekan, S&P 500 dan Dow Jones berakhir menguat, sedangkan Nasdaq turun 0,6 persen seiring rotasi investor dari saham teknologi mahal ke saham yang lebih terjangkau.
Bursa saham AS telah rebound tajam dari posisi terendah April, ketika guncangan muncul akibat pengumuman tarif Presiden Donald Trump. Belakangan, indeks kembali mendekati rekor tertinggi.
Sejumlah faktor mendorong reli, termasuk kinerja laba perusahaan yang solid, optimisme terkait kesepakatan perdagangan, serta meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga, meski kekhawatiran masih ada.
“Investor menyambut komentar Powell seolah ini awal dari parade pemangkasan suku bunga. Namun satu kali pemangkasan tidak akan banyak mengubah belanja konsumen. Pertanyaan yang lebih besar adalah apakah ini benar-benar menandai pergeseran kebijakan The Fed atau justru tarif yang meningkat akan memaksa The Fed menginjak rem sebelum perubahan itu benar-benar dimulai,” ujar Zak Stambor, analis senior ritel dan e-commerce di Emarketer.
Sebelumnya, UBS Global Wealth Management kembali menaikkan target akhir tahun S&P 500 untuk kedua kalinya dalam dua bulan, dengan pertimbangan kekuatan laba perusahaan, meredanya ketegangan dagang, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Di antara saham yang bergerak signifikan, Intel melonjak 5,5 persen menyusul kabar Gedung Putih akan mengumumkan pembelian 10 persen saham perusahaan tersebut. Coinbase juga melesat 6,5 persen seiring minat investor pada saham terkait kripto setelah pidato Powell.