Apakah kamu sering membeli ikan pindang di pasar? Tak jarang, ikan ini dibungkus dengan kertas bekas saat dibeli. Padahal, menurut Guru Besar Ilmu Pangan IPB, Prof Eko Hari Purnomo, kebiasaan ini bisa membahayakan kesehatan.
Dilansir laman IPB University, Prof. Eko menegaskan bahwa penggunaan kertas bekas untuk membungkus ikan pindang merupakan praktik pengemasan pangan yang tidak baik karena berpotensi mencemari makanan dan membahayakan kesehatan konsumen.
“Kertas bekas berpotensi mencemari ikan pindang. Kertas ini bisa membawa cemaran mikrobiologis maupun kimiawi yang mempercepat kerusakan pangan dan mengganggu kesehatan konsumen,” jelas Prof Eko, dikutip Jumat (22/8).
Menurut Prof. Eko, kertas bekas bisa membawa cemaran mikrobiologis maupun kimiawi yang membuat ikan cepat rusak dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan. Kertas ini dapat mengandung mikroba berbahaya serta bahan kimia seperti tinta dan pelarut organik dari proses pembuatannya.Jika ikan pindang dibungkus rapat dengan kertas tersebut, maka zat kimia yang ada di dalamnya bisa bermigrasi ke makanan.
“Migrasi tinta bahkan sering terlihat jelas dari cetakan tulisan yang menempel pada ikan,” ujarnya.
Efek kontaminasi bisa dirasakan langsung maupun dalam jangka panjang. Mikroba berbahaya dapat menyebabkan masalah kesehatan setelah dikonsumsi, sementara zat kimia yang ikut berpindah berisiko memicu penyakit kronis seperti kanker.
Melihat potensi risiko yang ditimbulkan, Prof. Eko menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran produsen dan konsumen terkait bahaya penggunaan kertas bekas dalam pengemasan makanan.
“Konsumen bisa mulai menolak membeli ikan pindang yang dibungkus dengan kertas bekas agar produsen beralih ke kemasan yang lebih aman,” pungkasnya.
Ia menyarankan agar produsen ataupun konsumen bisa menggunakan bahan alami untuk membungkus ikan pindang, seperti daun pisang atau jenis daun lain. Selain lebih aman bagi kesehatan, pilihan ini juga dinilai lebih ramah lingkungan.
Nah, setelah tahu informasi ini, ternyata memilih pembungkus makanan dengan tepat bisa berdampak besar pada kesehatan. Yuk, mulai perhatikan hal sederhana ini agar makanan tetap aman dikonsumsi.
Reporter Salsha Okta Fairuz