REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para dokter sejak lama mengandalkan pengukuran seperti indeks massa tubuh (BMI) dan rasio pinggang terhadap pinggul untuk menilai risiko kesehatan. Namun, para peneliti kini semakin banyak memusatkan perhatian pada indikator yang tak terduga yaitu lingkar leher dilansir laman Study Find pada Senin (1/8/2025).
Leher yang tebal mungkin menunjukkan kekuatan seperti petinju kelas berat atau pemain rugbi, tapi penelitian menunjukkan bahwa itu dapat menjadi sebuah tanda mengenai masalah kesehatan. BMI, yang menghitung berat badan dibandingkan dengan tinggi badan untuk memperkirakan kadar lemak tubuh, tidak selalu memberikan gambaran yang lengkap.
Seorang bodybuilder mungkin memiliki BMI yang tinggi, tapi jelas tidak mengalami obesitas. Di sinilah, lingkar leher memberikan informasi yang lebih mendalam. Penelitian menunjukkan orang dengan ukuran leher yang lebih besar relatif terhadap ukuran tubuhnya menghadapi risiko lebih tinggi terhadap sejumlah kondisi kesehatan serius. Hubungannya terletak pada apa yang ditunjukkan ukuran leher mengenai distribusi lemak, khususnya di bagian tubuh atas.
Lemak di sekitar tubuh bagian atas ini melepaskan asam lemak ke dalam darah, yang dapat mengganggu cara tubuh mengatur kolesterol, gula darah, dan detak jantung. Pada dasarnya, lingkar leher berfungsi sebagai penanda lemak visceral, lemak berbahaya yang membungkus organ-organ tubuh.
Bukti yang mengaitkan ukuran leher dengan masalah kesehatan dinilai sangat jelas. Orang dengan leher lebih tebal menunjukkan peningkatan angka beberapa penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, fibrilasi atrium, dan gagal jantung.
Fibrilasi atrium menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Kondisi ini menyebabkan detak jantung dan aliran darah yang tidak teratur, yang berpotensi memicu terbentuknya gumpalan darah serta stroke. Ketidakseimbangan listrik pada jantung ini pada akhirnya dapat berkembang menjadi gagal jantung.
Lingkar leher juga disebut berkorelasi dengan penyakit jantung koroner, yaitu ketika arteri utama menuju jantung menyempit dan membatasi aliran darah kaya oksigen. Tapi masalah mengenai kardiovaskular bukanlah satu-satunya yang mengkhawatirkan. Lingkar leher yang besar meningkatkan risiko berkembangnya diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional. Diabetes dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang, termasuk kehilangan penglihatan dan amputasi anggota tubuh.
Selain itu juga ada hubungan dengan gangguan tidur. Leher yang tebal dikaitkan dengan obstructive sleep apnea, kondisi dimana pernafasan secara berulang kali dan berhenti ketika tidur. Kondisi ini menyebabkan kelelahan yang ekstrem di siang hari dan memberi tekanan pada sistem kardiovaskular. Orang dengan kondisi sleep apnea menghadapi risiko lebih tinggi mengalami kecelakaan karena kelelahan mereka.
Berapa ukuran leher yang dianggap berisiko?
Pada pria, leher dengan ukuran 43 cm atau lebih meningkatkan risiko kesehatan. Pada wanita, ambang batasnya adalah 35.5cm atau lebih. Menjadi hal yang mengejutkan, risiko-risiko ini mungkin ada pada orang dengan BMI yang normal. Anda tetap bisa memiliki berat badan yang sehat sesuai dengan pengukuran tradisional, tapi tetap menghadapi risiko kesehatan lebih tinggi karena lingkar leher. Selain itu, untuk setiap tambahan satu sentimeter lingkar leher di atas ambang batas tersebut, angka kematian dan rawat inap meningkat.
Jika ukuran leher melebihi ambang batas, jangan panik, tapi perhatikanlah dengan serius. Ukuran leher hanyalah menggambarkan satu bagian dari gambaran keseluruhan kondisi kesehatan, namun tetap menjadi hal penting yang kerap diabaikan.
Kabar baiknya, lingkar leher dapat diubah dengan memperbaiki gaya hidup. Olahraga kardiovaskular dan latihan beban dapat menurunkan lemak di tubuh bagian atas. Kualitas tidur mendukung regulasi metabolisme dan penyembuhan. Pola makan seimbang yang kaya kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayur-sayuran memberikan nutrisi yang penting tanpa kalori berlebih.
Mengukur leher hanya membutuhkan beberapa detik dengan menggunakan pita ukur. Cukup lilitkan pita pada bagian tersempit lebar dan pastikan posisinya tepat tidak ketat.
Pengukuran simpel ini bisa memberikan informasi yang berharga mengenai risiko kesehatan yang mungkin dilewatkan oleh pengukuran tradisional. Meskipun lingkar leher tidak menggantikan penilaian kesehatan lainnya, ini dapat membantu alat lainnya untuk lebih memahami kardiovaskular dan kesehatan metabolisme.