
Ukraina mengungkapkan menangkap ayah dan anak asal China atas dugaan memata-matai program rudal antikapal Neptune, bagian penting industri pertahanan Ukraina dalam melawan Rusia.
Penangkapan ayah dan anak asal China itu diungkapkan badan keamanan Ukraina (SBU). Sebelumnya, SBU mengatakan China membantu Rusia berperang meski berusaha netral dalam konflik Rusia-Ukraina.
Dikutip dari The Guardian, Jumat (11/7), SBU menangkap mantan mahasiswa berusia 24 tahun di Kiev setelah mereka memberinya dokumen teknis terkait produksi Neptune.
SBU kemudian menangkap ayahnya yang bermaksud menyelundupkan dokumen-dokumen itu ke dinas khusus China. SBU juga mengungkapkan ayah dari pemuda itu tinggal di China, tapi mengunjungi Ukraina utuk secara pribadi mengkoordinasikan pekerjaan anaknya.
Pejabat Ukraina mengatakan, keduanya merupakan warga China pertama yang ditangkap atas tuduhan mata-mata sejak invasi skala penuh Rusia pada 2022.
Sementara, Kementerian Luar Negeri China mengatakan masih memverifikasi laporan tersebut.
"Jika warga China terlibat, kami akan melindungi hak dan kepentingan mereka sesuai dengan hukum," kata juru bicara Kemlu China, Mao Ning, dalam konferensi pers.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga menuduh China memasok senjata dan mesiu ke Rusia. Perusahaan China pun dikenakan sanksi karena diyakini memasok mesin perang, termasuk menyediakan komponen untuk drone.
Zelensky juga mengatakan telah menangkap warga China yang berperang untuk Rusia di medan perang.
Meski China adalah sekutu Rusia, tapi China ingin menampilkan negaranya sebagai pembawa damai dan menyatakan tidak mempersenjatai militer kedua negara.
Rudal Neptune milik Ukraina digunakan untuk menghancurkan kapal induk Armada Laut Hitam Rusia pada bulan-bulan pertama perang. Rudal itu juga ditembakkan ke target lain, termasuk terminal minyak Rusia.
Ukraina juga tengah memperkuat sektor keamanan dalam negeri di tengah sinyal dukungan yang diberikan oleh AS, dan di tengah Eropa berupaya meningkatkan produksi militernya sendiri.