Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali dinominasikan untuk mendapatkan penghargaan damai. Kali ini adalah datang dari pemerintah Kamboja, usai Trump dianggap memiliki andil besar meredam konflik perbatasan dengan Thailand pada akhir Juli lalu.
Tindakan Kamboja itu menandakan telah lebih dari sekali Trump dinominasikan untuk meraih penghargaan nobel sejak ia kembali menjabat sebagai presiden AS di Januari tahun ini.
Lantas bagaimana riwayatnya namanya diajukan untuk meraih penghargaan itu sampai saat ini? Berikut penjelasannya.
Berdasarkan penelusuran kumparan, riwayat nama Trump dinominasikan sebagai penerima penghargaan Nobel berawal saat dirinya menjadi presiden AS untuk pertama kalinya—periode 2017-2021.
Salah satu politikus Norwegia mengajukan nama Trump karena keberhasilannya menjadi presiden AS pertama yang bertemu langsung dengan Presiden Korut. Pertemuan keduanya pada 12 Juni 2018 di Singapura, berujung pada penandatanganan sebuah dokumen yang membuat Korea Utara berkomitmen untuk berupaya menuju perlucutan senjata nuklir.
Dua tahun kemudian pada 2020, namanya kembali dinominasikan karena dianggap telah berhasil tak menciptakan konflik baru di timur tengah. Bahkan setahun kemudian di masa akhir jabatannya, seluruh pasukan AS yang telah berada di Afghanistan sejak 2001 resmi ditarik keluar dari sana.
Kendati demikian, dirinya tak kunjung menerima penghargaan itu sampai kemudian dia diusulkan lagi setelah kembali menjabat di posisi tertinggi di Gedung Putih itu.
Terutama usai dianggap memegang andil besar dalam mencegah pecahnya perang di perbatasan India-Pakistan. Pihak yang menominasikannya adalah Pemerintah Pakistan pada Juni 2025.
Di saat yang sama, konflik Israel-Iran pun bergejolak. Namun usai AS memutuskan untuk terlibat dengan membom fasilitas milik Iran, konflik itu mereda.
Alhasil pada Juli, ketika PM Israel Benjamin Netanyahu berkunjung ke Gedung Putih, sosok yang menjadi buronan Mahkamah Internasional atas tindakan yang dianggap kejahatan kemanusiaan di Gaza, justru mencalonkan Trump sebagai sosok yang layak menerima penghargaan nobel, atas jasanya di perang Iran-Israel sebulan sebelumnya.
Bagaimana menangkan penghargaan nobel?
Mengutip AP, kesabaran adalah salah satunya syarat utama menangkan nobel. Para peraih sering harus menunggu puluhan tahun sebelum diakui oleh para juri Nobel. Terutama bagi para ilmuwan, karena juri ingin memastikan bahwa terobosan tersebut benar-benar bertahan terhadap ujian waktu.
Hal ini berbeda dari wasiat Nobel, yang menyatakan bahwa penghargaan seharusnya diberikan kepada “mereka yang, selama tahun sebelumnya, telah memberikan manfaat terbesar bagi umat manusia.”
Komite Hadiah Nobel Perdamaian adalah satu-satunya yang secara rutin memberikan penghargaan atas pencapaian yang terjadi pada tahun sebelumnya—pengumumannya selalu disampaikan setiap tahun pada bulan Oktober.
Sesuai dengan keinginan Nobel, hadiah ini seharusnya diberikan kepada “orang yang telah melakukan pekerjaan terbanyak atau terbaik untuk memupuk persaudaraan antar bangsa, menghapus atau mengurangi keberadaan angkatan bersenjata tetap, serta menyelenggarakan dan memajukan kongres perdamaian.”