Dikutip dari Reuters pada Minggu (23/8), rencana tersebut juga sempat membuat saham ritel furnitur Restoration Hardware (RH.N) anjlok 7,5 persen. Untuk investigasi terkait penerapan tarif, Trump menyebut hal itu akan rampung dalam 50 hari.
“Furnitur yang masuk dari negara lain ke Amerika Serikat akan dikenakan tarif dengan besaran yang masih akan ditentukan,” kata Trump di Truth Social miliknya.
Trump mengatakan langkah ini bertujuan untuk menghidupkan kembali industri furnitur di sejumlah negara bagian AS seperti North Carolina, South Carolina, dan Michigan. Data pemerintah menunjukkan bahwa lapangan kerja di sektor manufaktur furnitur dan produk kayu terus menyusut dari 1,2 juta pekerja pada 1979 menjadi 340 ribu saat ini.
“Ini akan membawa kembali bisnis furnitur ke Carolina Utara, Carolina Selatan, Michigan, dan negara bagian di seluruh AS.” ujarnya.
AS tercatat mengimpor furnitur senilai sekitar USD 25,5 miliar pada 2024 atau naik 7 persen dari tahun sebelumnya. Sekitar 60 persen impor tersebut berasal dari Vietnam dan China. Menurut data Departemen Perdagangan AS, kebijakan tarif yang sudah berlaku sebelumnya bahkan juga sudah membuat harga furnitur rumah tangga melonjak 0,7 persen pada Juli lalu.
American Home Furnishings Alliance (AHFA) belum memberikan komentar langsung terkait pengumuman Trump tersebut. Meski demikian, AHFA sempat memimpin koalisi industri dalam menentang tarif baru tersebut pada April lalu. Menurut AHFA, tarif baru tidak akan serta-merta mengembalikan kejayaan industri furnitur AS.
“Tidak ada hubungan rasional antara impor furnitur dengan keamanan nasional AS. Tarif justru bisa merugikan produsen dalam negeri yang masih bertahan,” kata kelompok tersebut dalam komentar tertulis kepada Departemen Perdagangan AS.
Dengan investigasi tersebut, produk furnitur sudah menjadi target baru setelah sebelumnya investigasi juga dilakukan kepada beberapa produk seperti impor turbin angin, serta telah menargetkan logam, mineral penting, farmasi, semikonduktor, hingga pesawat tanpa awak.