
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan keinginan dan rencananya untuk mengunjungi Tiongkok tahun ini atau segera setelahnya.
Namun seraya mencatat bahwa hubungan ekonomi antara kedua negara telah membaik, Trump tetap membuka peluang untuk tarif yang lebih tinggi, dan melontarkan ancaman terhadap ‘Negeri Panda’.
Berbicara kepada wartawan saat bertemu dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung di Washington, Senin (25/8) waktu setempat, Trump merujuk pada pembicaraan baru-baru ini dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
"Pada suatu saat, mungkin tahun ini atau segera setelahnya, kami akan pergi ke Tiongkok," ujarnya. "Kami akan memiliki hubungan yang baik dengan Tiongkok," janji Trump.
Pemimpin AS itu menambahkan, "Mereka punya beberapa kartu. Kami punya kartu yang luar biasa, tetapi saya tidak ingin memainkan kartu-kartu tersebut. Jika saya memainkan kartu-kartu itu, itu akan menghancurkan Tiongkok."
Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia telah mereda secara signifikan sejak April, ketika kedua negara saling mengenakan tarif yang meningkat pada ekspor masing-masing.
Pada satu titik, tarif balasan mencapai tiga digit di kedua belah pihak, mengganggu rantai pasokan karena banyak importir menghentikan pengiriman sembari menunggu masalah mereda.
Sejak itu, Washington dan Beijing telah mencapai kesepakatan untuk meredakan ketegangan, dengan menurunkan tarif sementara menjadi 30% di pihak AS dan 10% di pihak Tiongkok.
Namun, Trump pada Senin (26/8) masih membuka peluang untuk menaikkan tarif lagi jika Tiongkok tidak memenuhi janjinya.
"Mereka harus memberi kita magnet," kata Trump. "Jika mereka tidak memberi kita magnet, maka kita harus mengenakan tarif 200 persen atau semacamnya." "Tapi kita tidak akan punya masalah, saya rasa, dengan itu," tambahnya.
‘Gencatan senjata’ AS-Tiongkok merupakan situasi yang tidak mudah, dengan Washington sebelumnya menuduh Beijing melanggar perjanjian mereka dan memperlambat persetujuan lisensi ekspor untuk logam tanah jarang.
Tiongkok adalah produsen tanah jarang terkemuka di dunia, yang digunakan untuk membuat magnet penting bagi industri otomotif, elektronik, dan pertahanan. Logam ini menjadi komponen penting dalam berbagai teknologi modern, dan dominasi Tiongkok dalam produksinya memberikan pengaruh strategi yang besar.
Kedua tersebut kini sepakat untuk melangkah maju.
Bulan ini, mereka menunda ancaman pengenaan kembali tarif yang lebih tinggi terhadap ekspor masing-masing selama 90 hari lagi--yang berarti penangguhan bea masuk yang lebih tinggi akan berlaku hingga 10 November. (The Korea Herald/B-3)