Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengancam naikkan tarif impor India usai sebelumnya telah ditetapkan 25 persen. Ancaman ini dilakukan setelah India membeli minyak dari Rusia dalam jumlah besar.
Dalam sebuah unggahan media sosial, Trump menulis India tidak hanya membeli minyak Rusia dalam jumlah besar, tetapi mereka juga menjual sebagian besar minyak yang dibeli di pasar terbuka untuk keuntungan besar.
"Oleh karena itu, saya akan menaikkan Tarif yang dibayarkan India kepada AS secara substansial," tulis Trump dalam unggahan media sosialnya, dikutip dari Reuters, Selasa (5/8).
Sebelumnya pada bulan Juli, Trump telah mengumumkan tarif 25 persen pada impor India. Meskipun demikian, India akan terus membeli minyak dari Rusia meskipun ada ancaman Trump.
Menanggapi hal ini, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri India mengatakan bahwa India akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga kepentingan nasional dan keamanan ekonominya.
India adalah pembeli minyak mentah lintas laut terbesar dari Rusia, mengimpor sekitar 1,75 juta barel minyak Rusia per hari. Menurut data sumber perdagangan yang diberikan kepada Reuters, sejak Januari hingga Juni 2025 pembelian minyak Rusia naik 1 persen dari tahun lalu.
Juru bicara dari India mengungkapkan bahwa India mulai mengimpor minyak dari Rusia karena pasokan tradisional dialihkan ke Eropa setelah pecahnya konflik Ukraina.
Meskipun pemerintah India menentangnya, kilang-kilang utama negara itu menghentikan pembelian minyak Rusia pekan lalu, menurut sumber Reuters.
Langkah ini diambil setelah ancaman Trump untuk mengenakan tarif tinggi kepada negara-negara yang tetap membeli minyak Rusia membuat diskon dari pemasok lain semakin kecil.
Sementara itu, perusahaan penyulingan terbesar India, Indian Oil Corp, dilaporkan telah membeli 7 juta barel minyak mentah dari Amerika Serikat, Kanada, dan Timur Tengah, menurut empat sumber perdagangan yang berbicara kepada Reuters, Senin (4/5).
Lebih lanjut, Kepala Program India di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington mengungkapkan bahwa ketidakpastian pemerintahan Trump menciptakan tantangan bagi India.
"Pembelian energi dan pertahanan India yang berkelanjutan dari Rusia menghadirkan tantangan yang lebih besar, karena India merasa tidak dapat memprediksi bagaimana pemerintahan Trump akan mendekati Rusia dari bulan ke bulan," ujarnya.