Jakarta, CNBC Indonesia - Minat masyarakat terhadap kendaraan bekas tetap besar di saat isu daya beli masyarakat yang melemah. Pasalnya harga mobil baru terus mengalami kenaikan, sedangkan pendapatan atau gaji masyarakat naiknya tidak sebesar kenaikan harga mobil.
"Ada potensi besar dalam pembiayaan mobil bekas, terutama karena masyarakat kini semakin memperhatikan pertimbangan finansial dalam membeli mobil impiannya," kata Project Director Astra Financial Tan China Hok di GIIAS 2025, Jumat (1/8/2025).
Adapun pembiayaan mobil bekas sepanjang 2025 telah menembus Rp 118 triliun, atau sekitar 22 persen dari total pembiayaan industri keuangan versi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencapai Rp 500 triliun.
"Sekarang ini tren mobil bekas bukan cuma soal beli murah, tapi juga jadi instrumen strategis untuk trade-in ke mobil baru," ujarnya.
Penjualan mobil bekas di Indonesia mendominasi pasar otomotif, bahkan melampaui penjualan mobil baru. Data Gaikindo menunjukkan bahwa pasar mobil bekas mencapai sekitar 1,8 juta unit per tahun, sementara mobil baru hanya terjual sekitar 865.723 unit pada tahun 2024.
Penyebabnya karena kenaikan harga mobil baru yang tidak sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, serta preferensi konsumen yang mencari opsi lebih ekonomis tanpa mengorbankan kualitas.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bak Harta Karun! Orang RI Tergila-gila Mobil Ini, Kondisi Bekas Dibeli