
Thailand mengalami kerugian lebih dari 10 miliar baht atau setara sekitar Rp 5 triliun. Kerugian itu disebabkan kerusakan properti dan biaya evakuasi.
Kerugian itu disampaikan Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira pada Selasa (29/7). Dia memperkirakan imbas perekonomian sebenarnya jauh lebih besar dari jumlah kerugian.
Pichai menyebut saat ini pemerintah sudah menyiapkan dana sebesar 25 miliar baht untuk mitigasi dampak awal perang.
"Saya harus mengumpulkan anggaran untuk ini karena ini juga akan menstimulasi perekonomian karena akan ada pembangunan, perbaikan rumah, dan banyak lagi," ujar Pichai seperti dikutip dari Reuters.
"Anggarannya mungkin tidak cukup dan kita mungkin perlu mencari tambahan," sambung dia.

Pada kesempatan terpisah, Pichai mengatakan pihaknya mengumumkan berbagai langkah bantuan kepada warga dan bisnis yang terdampak perang.
“Pemerintah juga telah mengalokasikan 100 juta baht untuk setiap provinsi terdampak guna memenuhi kebutuhan lokal, yang dapat ditingkatkan jika diperlukan,” papar dia.
Konflik bersenjata antara Kamboja dan Thailand pecah pekan lalu dan berlangsung selama lima hari. Puluhan orang tewas dan ratusan ribu warga di masing-masing perbatasan terpaksa mengungsi.
Pada Senin (28/7), Thailand-Kamboja sepakat gencatan senjata lewat perantara Ketua ASEAN 2025, Malaysia.