
TERUMBU karang dunia berada di ambang kehancuran. Suhu laut yang terus meningkat membuat pemutihan karang terjadi lebih sering dan lebih parah. Bagian-bagian besar terumbu kehilangan warna, mati, dan sering kali tak pernah pulih lagi. Padahal, terumbu karang memberi makan jutaan orang melalui ikan, menopang pariwisata, serta melindungi garis pantai dari badai.
Kehilangan terumbu berarti kehilangan banyak hal bagi manusia. Para ilmuwan pun menyadari bahwa cara restorasi lama tidak lagi cukup. Diperlukan pendekatan baru — dan jawabannya mungkin datang dari “super coral.”
Karang tangguh dari laguna mangrove
Peneliti dari University of Technology Sydney menemukan jenis karang yang hidup di laguna mangrove Great Barrier Reef. Kondisi di sana ekstrem: suhu naik turun drastis, oksigen rendah, kadar garam berubah setiap hari. Namun, karang ini bukan hanya bertahan — mereka justru tumbuh subur.
Untuk menguji ketahanannya, para peneliti memindahkan karang tersebut ke terumbu dekat laguna selama setahun penuh. Hasilnya mengejutkan: ketika diuji panas, karang transplantasi tetap kuat seolah masih berada di habitat asalnya, laguna.
Ketangguhan yang tertanam dalam gen
Riset menunjukkan bahwa kekuatan ini bukan semata karena lingkungan, melainkan sudah tertanam dalam tubuh karang.
Tes genetik menemukan bahwa karang mengaktifkan sistem perbaikan DNA, metabolisme, dan keseimbangan tubuh yang membuat mereka cepat pulih dari stres.
“Ini bukti bahwa ketahanan mereka bukan kebetulan, tetapi memang bagian dari biologi mereka,” kata peneliti utama Christine Roper.
Pentingnya habitat ekstrem
Laguna mangrove menjadi arena alami bagi karang untuk terbiasa dengan kondisi keras, membuat mereka lebih tangguh. Stres yang terus-menerus diyakini tidak hanya membentuk gen, tetapi juga cara gen tersebut diatur.
Karang mangrove memiliki pola metilasi DNA yang stabil, memberi kemampuan beradaptasi lebih baik terhadap perubahan. Sebaliknya, terumbu karang biasa menunjukkan pola metilasi yang kurang fleksibel.
Faktor lain adalah pasangannya. Banyak karang mangrove menampung alga Durusdinium, yang lebih tahan panas dibanding jenis lain. Karang dan alga ini bekerja sama membentuk tim yang siap menghadapi tekanan.
Manfaat sekaligus risiko
Fenomena ini mirip dengan pertanian: seperti halnya tanaman tahan kekeringan yang membantu pangan tetap terjaga, karang tahan panas bisa membantu terumbu bertahan lebih lama. Tempat seperti Low Isles, yang bergantung pada pariwisata laut, bisa sangat diuntungkan.
Namun, ada sisi lain. Sebagian karang mangrove memiliki kerangka rapuh sehingga mungkin kurang mendukung struktur terumbu. Risiko lain muncul jika dipindahkan ke kondisi yang belum pernah mereka alami. Karena itu, setiap langkah harus ditimbang dengan hati-hati.
“Kami tidak menyebut ini solusi ajaib,” ujar Roper. “Super coral hanyalah salah satu opsi. Tapi membiarkan terumbu hancur bukan pilihan.”
Bukan solusi akhir
Terumbu karang menopang seperempat kehidupan laut dan bernilai miliaran dolar bagi manusia. Jika hilang, dampaknya akan dirasakan secara global. Super coral bisa memberi waktu tambahan, tetapi bukan solusi permanen.
“Restorasi saja tidak cukup. Tanpa pengurangan besar-besaran emisi karbon, bahkan karang terkuat pun tidak akan mampu bertahan,” tegas Dr. Roper. “Super coral bisa membantu menahan laju kerusakan, tapi solusi sesungguhnya ada pada penanganan perubahan iklim.” (earth.com/Z-1)