
Empat pulau di barat Pulau Sumatera yang diperebutkan oleh Provinsi Sumatera Utara dari Aceh, belum pasti memiliki kandungan minyak dan gas (Migas) yang ekonomis. Hal itu disampaikan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Adapun empat pulau tersebut yakni Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek.
Kepala BPMA Nasri Djalal di Banda Aceh mengatakan, empat pulau yang sedang menjadi polemik itu berdekatan dengan wilayah eksplorasi migas yang dilaksanakan Conrad Asia Energy (blok Singkil).
"Secara umum, keempat pulau tersebut berdekatan dengan Wilayah Kerja Offshore West Aceh (OSWA)" katanya dikutip dari Antara, Sabtu (14/6).
Meski berdekatan, kata Nasri, keempat pulau tersebut tidak termasuk kedalam wilayah kerja (WK) OSWA yang berada dalam kewenangan BPMA.
Kemudian, lanjut dia, sejauh ini di empat pulau tersebut juga belum terdapat cakupan data seismic. Sehingga proses evaluasi potensi migas masih belum bisa dilakukan secara komprehensif.
Karena itu, BPMA mendorong adanya survei awal dan akuisisi data seismik agar potensi migas pada empat pulau tersebut bisa diidentifikasi secara lebih jelas.
"Prinsip keberlanjutan dan konservasi tetap menjadi dasar dalam setiap langkah pengelolaan sumber daya," demikian Nasri Djalal.

BPMA telah melaksanakan penandatanganan kontrak kerja sama dengan Conrad Asia Energy Ltd untuk wilayah kerja offshore south west Aceh/OSWA (blok Singkil) pada Januari 2023 lalu. Luasan wilayah kerja OSWA sebesar 8.200 km2.
Conrad Asia Energy menjadi perusahaan pemenang lelang wilayah kerja penawaran langsung tahap I tahun 2022 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM).
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 menetapkan empat pulau di Kabupaten Aceh Singkil sebagai bagian dari wilayah Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Baik Gubernur Aceh Muzakir Manaf maupun Gubernur Sumut Bobby Nasution menyebut masing-masing punya kekuatan untuk memiliki 4 pulau tersebut.
Sebelumnya, Bobby sempat menyebut ada potensi migas di sana. Ia bahkan mengatakan siap mengelolanya bersama dengan Pemprov Aceh.
"Namun di luar itu, tadi kami (bersama Gubernur Aceh) bersepakat untuk kita kelola sama-sama. Kalaupun ada potensi sumber daya alam, ya itu bisa kita kelola sama-sama. Termasuk ada Migas (minyak dan gas), juga bisa kita saling berbagi," jelas Bobby pada Rabu (4/6).

Namun belakangan Bobby menyebut belum mendapat data terkait migas tersebut.
“Ya potensi apa pun pasti ada ya karena secara geografisnya kita lihat, jangankan kita lihat, pariwisata aja pasti bagus ya,” kata Bobby di Kantor DPRD Sumut, Kamis (12/6).
“Untuk yang lain tentunya harus pasti ada data yang menunjang apakah katanya ada minyak-gas, kalau data itu saya enggak pegang,” kata Bobby.
Sementara itu Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla mengatakan, bisa saja memang ada potensi minyak dan gas yang melimpah di sana.
Hal ini berkaca dari ditemukannya potensi gas bumi yang melimpah di kawasan lepas pantai Aceh Utara yang disebut sebagai Blok Andaman.
“Sekarang ini tidak ada. Mungkin belakangan hari ada, seperti juga di Andaman, Utara Aceh, tiba-tiba ada gas sangat besar. Siapa tahu ada, kita tidak tahu sekarang,” kata JK saat ditemui di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (13/6).