
Teater Koma berkolaborasi dengan Bakti Budaya Djarum Foundation menghadirkan pementasan teater bertajuk Mencari Semar pada 13 hingga 17 Agustus 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan.
Ditulis dan disutradarai oleh Rangga Riantiarno, pertunjukan ini akan memadukan kekuatan cerita, kekayaan visual, musik, tarian dan teknologi panggung yang imersif.
Billy Gamaliel, Program Manager Bakti Budaya Djarum Foundation, menyebut pementasan ini adalah bukti komitmen pihaknya untuk mendukung ekosistem seni pertunjukan di Indonesia, salah satunya melalui Teater Koma.

"Kami bangga jadi bagian dari perjalanan ini. Kami berharap seni pertunjukan Indonesia dapat terus tumbuh dan menjadi tuan rumah yang sejati di negeri sendiri," kata Billy dalam konferensi pers di Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (31/7).
Pentas Mencari Semar akan berpusat pada Semar, sang bijak yang menyimpan pusaka sakti bernama Jimat Kalimasada dalam tubuhnya di masa pensiun.
Seiring berjalannya waktu, Kekaisaran Nimacha menghadapi ancaman kepunahan akibat Perintah yang telah berkali-kali ditulis ulang. Lima Agen diutus untuk mencari jalan keluar.
Mereka menemukan catatan sejarah tentang Kalimasada dan meyakini bahwa jimat itu mampu menulis ulang Perintah Utama. Para Agen pun ditugaskan mencari Semar dan membawanya ke Ruang Putih, ruang ilusi yang dirancang untuk menarik keluar Kalimasada.
Rangga Riantiarno, penulis naskah dan sutradara Mencari Semar, menyebut lakon ini mencoba menggambarkan dunia masa depan yang kehilangan arah.
"Semar bukan sekadar tokoh pewayangan, ia adalah simbol suara rakyat, penjaga keseimbangan, dan cerminan nilai-nilai luhur yang hari ini makin dibutuhkan,” tutur Rangga.
Pementasan Mencari Semar menyajikan set panggung futuristik, tata cahaya dinamis, elemen multimedia, hingga proyeksi visual interaktif yang memungkinkan suasana berubah seiring cerita berjalan.
“Dengan bantuan teknologi proyeksi, elemen suara, dan tata cahaya yang dirancang menyatu, kami menghadirkan dimensi waktu yang tidak statis, sejalan dengan cerita tentang Semar yang terjebak dalam putaran waktu," ujar Deden Bulqini, Skenografer Mencari Semar.
Elemen Khas Teater Koma Tetap Dijaga
Meski dipadukan nuansa futuristik, elemen khas Teater Koma tetap hadir kuat, mulai dari kostum penuh warna, nyanyian jenaka, hingga tarian teatrikal dan humor cerdas.
“Melalui Mencari Semar, kami ingin terus merayakan panggung sebagai ruang kebebasan berekspresi. Kami mengajak penonton untuk ikut dalam perjalanan fantastis ini, dan semoga pesan-pesan yang kami sampaikan bisa menggugah hati dan pikiran,” jelas Ratna Riantiarno, sang produser.
Pementasan Mencari Semar berlangsung setiap hari mulai 13 hingga 17 Agustus 2025, pukul 19.30 WIB.
Dua pertunjukan khusus digelar pada hari Sabtu (16 Agustus) pukul 13.30 dan 19.30, serta Minggu (17 Agustus) pukul 13.30 WIB.
Tiket sudah tersedia dan dapat diperoleh melalui situs resmi Teater Koma dan melalui platform pembelian Loket. Harga tiket bervariasi mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 850.000.