
Bisnis tambang mineral dan batu bara (minerba) serta minyak dan gas bumi (migas) masih menjadi andalan bagi kas negara. Kementerian ESDM mencatat sektor ini menyumbang ratusan triliun rupiah ke APBN tiap tahunnya.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, dalam diskusinya dengan Menteri Keuangan Srimul, kontribusi industri minerba ke perekonomian Indonesia mencapai 12,5 persen terhadap PDB.
“Sektor energi dan sumber daya mineral dan batu bara menyumbang kira-kira Rp 400 triliun dari total pajak, non-pajak, dan lain sebagainya untuk keuangan negara,” kata Tri Winarno saat memberikan sambutan pada acara Energi & Mineral Festival 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian ESDM dan Investor Daily, Kamis (31/7).
Tri juga menyebut komoditas energi ini jadi sektor yang sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Lebih lanjut, Tri mengungkapkan sektor utama yang menjadi perhatian meliputi mineral dan batu bara, program hilirisasi, pengembangan minyak dan gas termasuk lifting, dan energi baru terbarukan untuk kelistrikan, khususnya untuk masyarakat pedesaan yang tidak atau belum terlistriki hingga saat ini. Program-program pemerintah terkait dengan hal tersebut sudah cukup banyak dan direncanakan dalam 5 tahun ke depan.

“Diharapkan pada 5 tahun ke depan listrik betul-betul dapat menjadi hal yang bukan mahal bahkan langka di masyarakat Indonesia tetapi betul-betul nantinya bisa terjangkau di seluruh rakyat Indonesia.,” ungkapnya.
Meskipun demikian, saat ini 40 persen energi Indonesia masih bergantung pada batubara. Pemerintah berharap ke depannya penggunaan energi di Indonesia lebih ramah lingkungan, namun tetap tidak meninggalkan sektor batubara sebagai sumber utama energi Indonesia. Hal ini dapat diupayakan melalui teknologi seperti carbon capture dan pengembangan listrik rendah karbon.
“Sehingga betul-betul manfaat dari pengelolaan sumber daya alam mineral dan batubara di Indonesia bisa optimal bisa kita optimalkan.dan juga ke depan masyarakat Indonesia juga dapat menikmati energi yang murah,” ungkapnya.
Tri menambahkan, salah satu tantangan bagi pengembangan energi nasional berkaitan dengan pemerataan ketersediaan energi di seluruh wilayah Indonesia. Hingga saat ini, masih terdapat sekitar 5.400an desa yang belum teraliri listrik termasuk beberapa pekerjaan bahan bakar minyak.
===
Reporter: Nur Pangesti