Pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jatuh pada Minggu (3/8).
Kadispenau, Marsma I Nyoman Suadyana, menyebut pesawat itu jatuh di sekitar tempat pemakaman umum (TPU) Astana, Ciampea, Bogor, Jawa Barat.
“Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara sebagai bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan,” ujar Nyoman dalam keterangan, Minggu (3/8).
“Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana. Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU Dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar Adriyanto dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” tambahnya.
Marsma TNI Fajar bertugas sebagai pilot. Sementara, kopilot dalam penerbangan itu, Roni, mengalami luka berat.
“Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”. Dalam kariernya, ia pernah mengemban berbagai jabatan strategis, antara lain Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau,” ucap Nyoman.
“Ia dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003,” tambah dia.
Penyebab kecelakaan belum diketahui. Kini, lokasi kecelakaan masih diinvestigasi.
“Jenazah Marsma TNI Fajar saat ini berada di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi selanjutnya, sementara lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan dengan garis pengaman oleh aparat,” tandas Nyoman.