Ibu Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), Sepriana Paulina Mirpey, mengungkap anaknya sempat meminta ibu angkatnya mengobati lukanya sebelum tewas. Belum dijelaskan sosok ibu angkat tersebut.
Sepriana hanya menyebut Prada Lucky dianiaya senior dengan dicambuk di salah satu satuan di bawah Kodam IX/Udayana. Karena kesakitan, Prada Lucky melarikan diri dan berlindung di rumah ibu angkatnya. Di sana, luka-luka di tubuhnya dirawat dengan minyak dan kompres dingin oleh ibu angkatnya.
"Dia lari ke bawah ke mama angkatnya, badannya hancur semua. Dari tangan, kaki, belakang," tuturnya pilu.
Saat itu, Lucky sempat menelepon Sepriana menggunakan handphone milik ibu angkatnya. Usai menelepon itu, beberapa anggota TNI datang menjemput Lucky kembali ke barak. Diduga, Lucky kembali disiksa.
Sepriana menjelaskan Prada Lucky sempat mengungkapkan sosok yang menganiaya berasal dari Bamak (Badan Pembinaan Hukum Militer) dan Dasintel (Komando Daerah Intelijen). Namun, Lucky tak sempat menyebut nama pelaku secara spesifik.
"Mama saya dipukul, dipukul sama Bamak, Dasintel, dan senior-senior lainnya," ujar Sepriana dengan suara bergetar.
Prada Lucky Pingsan, Badan Penuh Luka
Beberapa hari sebelum dinyatakan meninggal, Prada Lucky hanya terbaring lemah, tak sadarkan diri. Luka-luka membuat tubuhnya tak bisa bergerak sedikit pun.
Di tengah kondisi putranya yang kritis, sang ibu, Sepriana akhirnya tiba. Dia mendekat, memeluk tubuh anaknya yang penuh memar, dan membisikkan kata-kata.
"Saat saya tiba, Lucky sudah tidak sadar, tapi saat dengar suara saya dia langsung meronta," ungkapnya.
Ia berharap proses hukum terhadap pelaku berjalan transparan.
"Pelaku harus dihukum mati," tegasnya.
Atas kematian Prada Lucky, sebanyak 24 prajurit TNI sudah diperiksa secara intensif oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) di Kupang, NTT.
"Hingga saat ini, ada lebih dari 24 orang yang sedang diperiksa, baik sebagai terduga pelaku maupun saksi. Semua dimintai keterangan dalam proses pemeriksaan ini," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana, Jumat (8/8).